Menjadi tenang , ya, walau hanya secepat kedipan mata dan sehela napas
Mencoba memaksa otak dan hati bersahabat dengan kenyataan
Meski usaha itu sering terbantah rasa
Â
Bukan semesta yang kejam
Pilihan diam adalah tembok itu
Tembok yang menghalangi rasa
Namun tembok itu jua yang melindungi rasa
Â
Entah daya semesta apa yang menciptakan rasa ini
Ingin kupaksa Dia mengambilnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!