3. Buku Sakti Ramadan
Dinamakan buku sakti Ramadan karena menjadi kewajiban anak sekolah untuk mengisi aktivitas selama bulan Ramadan. Di dalamnya kita harus mengisi secara jujur ibadah-ibadah yang kita lakukan. Mulai dari puasa atau tidak, salat fardhu atau tidak, dan tarawih beserta kultumnya yang harus dibuktikan dengan paraf atau tanda tangan imam salat dan/atau penceramah.
Bagian terseru ya berburu tanda tangan ini. Kadang-kadang karena tidak kebagian antrean atau tidak tarawih karena ada tayangan Sun Go Kong di televisi (yang berat untuk ditinggalkan), buku ini harus dititipkan ke teman untuk dimintakan tanda tangan, atau bahkan nekat mendatangi rumah penceramah lalu bilang saat tarawih bukunya ketinggalan.
4. Permainan-permainan tradisional
Namanya anak-anak, hari-hari diisi dengan berbagai permainan. Saat bulan puasa, kami tetap bermain terlepas berpuasa atau tidak. Yang paling umum dan musiman adalah bermain petasan. Tidak seperti sekarang yang kebanyakan dilarang, dulu bermain petasan mah bebas-bebas saja.Â
Paling kena marah tetangga. Atau seperti saya, petasan hampir meledak di tangan, hanya terpaut beberapa centimeter saja sebelum meledak yang menyebabkan tangan saya bengkak. Permainan tradisional yang paling kurindukan adalah bermain meriam.
Ya, meriam dibuat dari bambu tua yang kemudian dibolongi bagian tengahnya. Di ujung dan pangkalnya dilubangi. Lalu di sana kita bisa memakai minyak tanah atau karbit yang ketika diberi api akan menghasilkan suara yang menggelegar. Sensasinya seru sekali.
Rasanya meriam bambu ini hanya hadir pada saat bulan Ramadan di kampungku. Permainan-permainan tradisional lain pun biasanya bangkit kembali saat Ramadan meski tidak spesifik hadir hanya saat puasa, seperti congklak dan layang-layang.
5. Malam Takbiran
Entah kenapa, dulu itu setiap elemen masyarakat saling percaya, dan petugas yang berwenang pun mengizinkan berbagai aktivitas masyarakat, seperti halnya malam takbiran. Malam takbiran di kampungku seru sekali. Kami akan naik truk. Di atas truk itu dinaikkan bedug yang dipukul bertalu-talu saat dalam perjalanan.