Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Otak Ayam

2 November 2018   19:37 Diperbarui: 3 November 2018   21:20 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak lama ibu muncul. Rambutnya sudah banyak beruban.

Aku bersimpuh di kakinya. "Apa kabarmu, Nak?" katanya dengan mata berkaca-kaca.

Dari pembicaraan-pembicaraan selanjutnya, kuketahui ternyata ayam-ayamku itu sudah mati semua. Terkena flu burung. Terlebih memang semenjak kepergianku, tak ada yang mengurusnya. Dian masuk penjara dan buron setelah melakukan pelarian.

"Jadi kamu sekarang benar sudah sarjana?" tanya Ibu tidak percaya.

Aku menganggukkan kepala. "Sarjana Matematika, Bu..."

"Tiga kali tiga masih sama dengan enam?" singgung Yu Win.

"Kalau dikurangi tiga lagi..." jawabku dengan tertawa.

"Pasti ini gara-gara ayam-ayammu mati dan kutukan otak ayam itu tercabut sendirinya, Nak..." kata Ibu lagi.

Aku tertawa.

Barangkali.

Karena ayah sudah tak ada lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun