Misal dalam kasus DKI Jakarta, penyerapan anggarannya sekitar ~ 65%. Kawan Ahok perlu ikut melihat apakah target keluarannya sudah tercapai. Berapa persen keluaran yang sudah dicapai. Adakah pekerjaan-pekerjaan yang belum dilakukan, sehingga kemudian bisa dibedakan mana yang merupakan hasil dari ketidakbecusan kinerja dan mana yang merupakan penghematan anggaran.
Dengan begitu, secara jujur kita dapat menilai kualitas kepemimpinan seseorang dari sisi manajerialnya.
Sangat tidak layak apabila kita berkomentar sembarangan tentang anggaran. Penyerapan anggaran DKI yang rendah sesungguhnya adalah masalah yang serius. Simpelnya, jika anggaran DKI Jakarta sebesar 67 trilyun (APBD 2016) dan kembali terealisasi 65%, maka ada 35% atau lebih dari 20 trilyun tidak terpakai dan menjadi sisa lebih. Bayangkan jika uang 20 T itu dipersembahkan untuk pembangunan. Kualitas penganggaran menjadi penting di sini. Baik dari segi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Positifnya, Pemda DKI Jakarta menargetkan realisasi penyerapan 90% untuk tahun 2016.
Lebih jauh, kualitas penyerapan anggaran juga harus memperhatikan tren penyerapan anggaran. Ia dikatakan sangat baik bila trennya seimbang. Misal, sampai Juli 2015, penyerapan DKI Jakarta hanya sebesar 19,2%. Melonjak menjadi 65% di semester kedua. Di APBN juga begitu, yang selalu menjadi perhatian SBY dan bikin SBY sempat marah besar, rata-rata semester pertama dalam beberapa tahun terakhir di angka 30-40%. Hal ini tidak baik buat pertumbuhan ekonomi (penjelasan dalam kesempatan lain).
Tren penyerapan anggaran ini juga mengisyaratkan ada banyak masalah terutama dalam manajemen internal suatu entitas. Dalam kasus DKI Jakarta tahun lalu adalah lambatnya pengesahan APBD dan pergantian pejabat yang membuat pergantian pejabat keuangan juga. Dan secara birokrasi itu membuat lambat proses pelaksanaan anggaran. Dan sederet masalah lain.
Apapun itu, setiap pemilu, pilkada, pilpres, seharusnya dijadikan ajang pendidikan politik yang baik untuk memberikan wawasan kepada masyarakat, bukan malah memainkan isu penjahat dan korban yang nggak penting.
Gitu sih. CMIIW.