Mohon tunggu...
Princess E Diary
Princess E Diary Mohon Tunggu... wiraswasta -

~ A Dreamer Princess ~

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

[Reinhart's Diary Part 2] Bayi dengan Kelainan Usus 12 Jari

22 Maret 2012   16:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:36 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

14 Maret 2012, Reinhart Butuh Darah, Adakah Yang Golongan Darah A?


"Operasi harus cepat dilakukan, supaya tidak sampai merusak organ tubuh yang lain." Kata dokter dengan tegas.


Berdasarkan omongan dokter yang tidak bisa ditawar ini, kami memutuskan Rein untuk dioperasi besok, surat untuk persetujuan operasi pun mulai ditanda-tangani.


Darah ayahnya Rein pun diambil untuk persiapan operasi besok.


Semua hal sepertinya berjalan sesuai rencana, aku pun pulang ke rumah, sampai suara dering ponselku membuatku terkejut. Aku melihat nomernya dan cepat-cepat kuangkat, ini nomer rumah sakit, ada apa ini?


"Malam, dengan mamanya Reinhart? Ini dari rumah sakit." Suara di ponsel.


"Iya sus, ada apa ya? Reinhart baik-baik saja kan?" Jawabku dengan cemas.


"Iya ma, ini hanya mengabarkan kalau darah ayahnya Rein ternyata berdasarkan tes ada pigmen yang tidak sama dengan Rein. Karena ini untuk operasi bayi yang masih kecil sekali, tingkat kemiripan harus 100 persen sama. Coba ke PMI lagi ya." Kata suster rumah sakit.


"Baik sus. Terima kasih infonya." Kataku cepat sambil menutup ponsel.


Hm.... Siapa ya yang golongan darahnya A? Mau cari pendonor darah dimana malam-malam begini?


Otakku langsung berputar, sementara suami berangkat ke PMI, aku mulai menelpon beberapa orang dan aku tanya golongan darahnya apa.


Dalam kepanikanku apabila tetap tidak cocok hasil tes darah pendonor baru dengan darah Rein membuatku berpikir harus mendapatkan pendonor sebanyak-banyaknya supaya persentase kemungkinan kecocokan lebih banyak.


Langsung aku mencoba untuk broadcast BBM meminta bantuan donor darah. Yang langsung membuatku terharu adalah betapa cepatnya respons dari teman-teman, bahkan mereka ikut menyebarkan broadcast tersebut dan mengganti gambar profile mereka di BBM dengan foto Reinhart yang menjadi gambar profileku di BBM. Dalam hitungan menit sudah ditemukan beberapa orang dengan golongan darah A siap meluncur ke PMI.


Luar biasa sekali, terima kasih Tuhan atas betapa banyaknya hati yang tergerak untuk Reinhart malam ini!


Banyaknya respons sampai membuat terpaksa menolak ketika ada seorang pimpinan mau memerintahkan setiap anak buahnya yang tidak sedang bertugas yang memiliki golongan darah A untuk meluncur ke PMI.


Karena untuk pengetesan kecocokan ini butuh waktu, maka hanya 5 orang pendonor darah saja yang diambil darahnya. Itupun hasil tentang kecocokan ini baru selesai jam 2 pagi menurut PMI.


Aku langsung mengatakan untuk tidak usah ragu menelponku jam 2 pagi untuk mengabarkan apakah ada yang cocok dari kelima pendonor baru itu.


Sambil berbaring di tempat tidur, aku menunggu dan terus menunggu telpon dari rumah sakit....

***

15 Maret 2012, Operasi Penyambungan Usus 12 Jari Reinhart


Aku tersentak bangun jam 6 pagi, dering ponselku membangunkanku.


Ah, semoga ini kabar baik dari rumah sakit!


Ternyata telpon ini malah membuatku tambah kalut. Suster rumah sakit mengabarkan kalau sampai jam 6 pagi ini belum selesai pengecekan kecocokan darah.


Aduh, bagaimana kalau sampai terakhir ternyata tetap belum ada yang cocok? Operasi bisa ditunda. Duh Tuhan...


Sambil menunggu kabar dari rumah sakit, segera aku bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit.


Sesampainya disana, suster dengan tersenyum bilang, "Puji Tuhan ma, ada satu pendonor yang darahnya cocok dengan Reinhart. Untung saja, kalau tidak operasi harus ditunda."


Dengan lega aku tersenyum ke suster rumah sakit, duh teduh sekali rasanya kalimat ini terdengar di telingaku. Setelah sempat sport jantung di malam hari saat mencari donor darah yang cocok, kalimat dari suster ini seperti menyiram air es ke kepala, nyess....


Sabar aku menunggu semua dokter datang, sementara Rein juga dipersiapkan untuk operasi.


Akhirnya Rein didorong menuju ruang operasi, dan aku berjalan pelan-pelan mengikuti dibelakangnya. Meskipun sudah bertekad dalam hati dari rumah untuk tidak menangis saat melihat Rein akan dioperasi, aku tetap tidak mampu mencegah airmata untuk turun.


Melihat begitu banyaknya selang dan kabel ada ditubuhnya, duh Tuhan tidak sakitkah semua itu? Pangeran kecilku, kenapa kau harus mengalami semua ini sayang?


Tepat di depan pintu ruang operasi, aku termangu melihat pangeranku akan berjuang sendiri disana, kembali aku terisak tanpa suara.


Maafkan bunda ya Rein, hanya bisa menunggu dibalik pintu ruang operasi ini.....


Detik berganti menit, menit menjadi jam. Dua jam telah berlalu, namun operasi belum menampakkan tanda-tanda akan berakhir.


Ditengah kegelisahan menunggu, sebuah BBM masuk, "Yang kuat ya Cen, tadi pagi jam 3 pagi serentak semua anak Youth berdoa untuk operasi Reinhart jam 09.30 ini. Percaya kalau Tangan Tuhan sendiri yang menjamah Rein di operasi ini."


Spontan aku mengecek status BBM di contact list-ku, dan memang benar kebanyakan status yang ada membicarakan mengenai operasi Rein, pray for reinhart tema utamanya.


Sebuah BBM lagi masuk, dari seorang preacher yang hanya sekali pernah bertemu di salah satu kebaktian Youth, "Syalom Ely, koko mendengar apa yang telah terjadi. Tetap kuat ya. Koko yakin kalau Tuhan memberikan Reinhart untuk ada didalam kehidupan Ely, DIA juga akan membuat semua sempurna adanya. Terus percaya Tuhan akan membuat semua sempurna pada akhirnya."


Menit demi menit berikutnya, aku habiskan untuk menjawab begitu banyaknya BBM yang masuk menanyakan mengenai operasi Reinhart. Ada juga teman masa kecil yang tiba-tiba muncul juga menguatkan aku. Begitu juga keluarga besar, sepupu, dan adik yang khusus hari ini tidak mengurus kerjaan, duduk menunggu operasi bersama denganku.


Akhirnya setelah 3,5 jam berlalu, dokter memanggil kami ke dalam. Dokter menunjukkan foto usus 12 jari Rein yang sudah disambung dan proses penyambungan tersebut yang ada didalam Samsung Galaxy Tab miliknya. Secara keseluruhan operasi sudah selesai dan berhasil. Sekarang tinggal menunggu reaksi dari tubuh Rein.


Sewaktu mendengar penjelasan dokter ini, lututku tiba-tiba merasa lemas, seolah semua beban sudah terangkat. Segera semua orang menyuruh aku pulang untuk istirahat, karena sebenarnya kondisiku pasca operasi kelahiran juga belum sepenuhnya pulih, masih harus jaga badan sebulan penuh.


Terima kasih Tuhan atas jamahan-MU atas Rein didalam operasi ini....

***

16 Maret 2012, Perjalanan Reinhart Masih Panjang Tapi Bunda Yakin Tuhan Menyertaimu Sayang


Rein sekarang berada di ruang NICU, yang adalah ICU khusus bayi. Tidur dalam inkubator dengan alat bantu pernafasan, selang infus, kabel pemantau detak jantung, dan selang di hidung untuk keluarkan cairan asam lambung dari lambungnya.


Dengan begitu banyaknya alat yang dipasang, membuat Rein menangis tanpa suara. Hatiku langsung seperti teriris melihatnya menangis tapi tak ada suara yang keluar dari mulut mungilnya.


Suster ruang NICU menjelaskan kepadaku kalau Reinhart sekarang ini nafasnya masih dibantu dengan alat, tiap kali nafasnya tidak stabil langsung alat ini mengambil alih. Rein juga harus puasa selama 11 hari, agar usus yang tersambung benar-benar sudah tersambung dengan baik dan aman untuk dilewati makanan. Bisa dikatakan kondisi Rein masih belum melewati masa kritis, perlu pemantauan secara intensif, itulah sebabnya Rein ditempatkan di NICU.


Dokter yang datang kemudian untuk memeriksa Rein juga mengatakan perjalanan Rein masih panjang. Keluarga diminta untuk terus berdoa, supaya kondisi Rein bisa stabil pasca operasi penyambungan usus 12 jari. Karena masih banyak kemungkinan lain pasca operasi, bisa terjadi usus bocor ataupun infeksi, sampai di suatu titik bisa memaksa untuk dilakukan operasi ulang. Tentu saja ini semua adalah kemungkinan terburuk, dan keluarga harus siap kalau misalnya ini terjadi. Banyak-banyaklah berdoa, itu yang ditekankan dokter kepada kami.


Dari balik kaca inkubator, aku mendekatkan wajahku dan berkata pelan kepada Rein, "Rein cepat sembuh ya sayang, biar bisa pulang dengan ayah dan bunda."


Ah... Perjalanan masih panjang... Tapi bunda yakin Tuhan menyertaimu sayangku, takkan dibiarkannya kau berjuang sendiri disana. Ada tangan Tuhan yang sedang memelukmu saat ini sayang....


-bersambung-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun