"Saya bu guru, sebentar lagi desa kita akan merayakan setahun hari jadi desa rangkat."
"Betul sekali. Nah, nama-nama di papan tulis adalah nama mereka yang terpilih untuk berperan di drama musikal yang akan dipentaskan sekolah kita menyambut perayaan hari jadi ini. Drama musikal tentang sejarah desa kita tercinta. Ada yang tahu sejarahnya?"
Sambil malu-malu Candra yang adalah murid paling pintar di kelas mengacungkan tangan dan mulai bercerita, "Konon desa Rangkat terbentuk berawal dari beberapa orang yang suka merangkai kata berkumpul bersama, saling berbalas puisi dan kata-kata indah. Itulah asal mula dari nama Rangkat, yang berarti Rangkai Kata."
"Pintar sekali Candra. Nah, anak-anak, nama-nama yang tertulis di papan tulis adalah mereka yang pintar berpuisi dan bisa menyanyikannya. Selamat berlatih untuk semuanya."
♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡
Keesokan harinya....
"Ibu guru, ada waktu? Aku boleh cerita sesuatu?" Bisik Dorma pagi-pagi kepadaku.
"Boleh dong. Ada apa Dorma?"
"Hm... Begini bu guru, bukannya aku mau mengadu, tapi sejak Bowo terpilih menjadi salah satu pemeran dalam drama musikal itu, dia menjadi sombong dan meremehkan anak yang lain. Padahal itu kan tidak baik ya bu guru?"
"Tentu saja tidak baik Dorma, tidak boleh ada yang sombong, apalagi sampai merendahkan teman yang lain. Tunggu ya, ibu akan memikirkan cara halus menangani ini. Terima kasih buat infonya Dorma."
Dorma mengangguk puas dan meninggalkanku sendirian diruang kelas.