Mohon tunggu...
Princess E Diary
Princess E Diary Mohon Tunggu... wiraswasta -

~ A Dreamer Princess ~

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Cerita Anak] Putri dan Seekor Burung Kecil Bag. 1

22 November 2011   12:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:20 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Putri tertunduk lesu sepanjang perjalanan pulang dari sekolah.

Hal yang sangat mengherankan bagi setiap mata yang memandang pemandangan tidak biasa ini.

Putri yang terkenal sebagai anak ceria berkepang dua, murid sekolah dasar kelas 5 itu, biasanya berjalan sambil bernyanyi kecil dan selalu tersenyum menyapa tiap orang yang ditemuinya sepanjang jalan pulang.

Pasti ada sesuatu hal yang benar-benar mengganggu pikirannya kalau senyum ceria itu hilang dari wajahnya. Demikian pikiran dari orang-orang yang kebetulan melihat tingkah aneh si putri.

"Putri, makan dulu nak, sudah bunda siapkan makanan kesukaanmu." Panggil Bunda saat melihat putri tidak keluar dari kamarnya setelah pulang dari sekolah.

"Putri tidak lapar bunda." Sahut putri dari dalam kamar.

Bunda langsung merasa ada yang tidak beres, naluri keibuannya mengatakan pasti ada sesuatu yang menimpa putri sampai dia tidak memiliki nafsu makan. Apalagi setelah tadi sempat sekilas melihat wajah murung dari putri sewaktu sampai dirumah.

"Putri, boleh bunda masuk?" Tanya bunda sambil mengetuk pintu kamar.

"Masuk saja bunda, nggak dikunci kok." Sahut putri pelan.

Membuka pintu kamar dan mengambil tempat disebelah putri di tepi tempat tidur, bunda mulai menanyai sambil mengelus rambut putri.

"Ada apa Put? Ada masalah di sekolah? Putri tahu kan kalau putri bebas bercerita apa saja ke bunda. Bunda siap mendengarkan."

"Hm... Nggak ada apa-apa kok bunda. Hanya agak nggak enak badan saja." Elak putri pelan.

"Kalau nggak enak badan malah harus makan Put, terus minum obat, lalu tidur biar sembuh. Makan ya sekarang, bunda suapin?" Tanya bunda dengan kening berkerut cemas.

"Iya, putri makan sekarang saja bunda, tapi nggak usah minum obat ya, pahit." Jawab putri.

Sambil menganggukkan kepala tanda setuju, bunda menggandeng putri keluar dari kamar.

Keesokan harinya.....

Putri bangun dengan agak malas, suara kicau burung di pohon depan jendela kamarnya membangunkannya.

Ah... Kenapa malam sudah berganti pagi... Andai saja hari ini tidak pernah ada...

Suara-suara ini terdengar riuh didalam kepala putri, mencerminkan kegelisahan hatinya yang belum terselesaikan sejak kemarin.

Dengan tatapan kosong, putri melihat keluar jendela, melihat seekor burung berkicau dengan riangnya, bertengger di salah satu ranting pohon. Burung kecil itu seolah mengerti ada yang memperhatikannya, dia mengepakkan sayapnya dan terbang ke langit yang biru.

Ah.... Andai aku menjadi seekor burung, aku akan punya sayap yang bisa membantuku terbang dan lari dari hari ini...

Kembali putri berkhayal.

"Putri, cepat mandi nak, nanti terlambat ke sekolah." Sayup-sayup suara bunda terdengar.

"Cuitt.... Cuitt... Cuittt...."

Ada apa dengan diriku? Kenapa aku tidak bisa berkata "iya" malah mengeluarkan suara aneh seperti kicau burung?? Ah... Kamar ini kenapa mendadak jadi besar sekali? Kaki tempat tidurku yang biasanya hanya seukuran lututku tingginya kenapa bisa diatas kepalaku sekarang tingginya?!

"Cuittt.... Plak.... Plak... Cuitttt..."

Hei... Aku sekarang punya sayap! Aku bisa terbang! Wah.... Ringan sekali tubuhku.

Sambil kegirangan, putri mencoba sayap barunya. Pertama hanya berputar-putar didalam kamar saja. Akhirnya langit biru diluar kamar menggodanya untuk mencoba terbang lebih tinggi. Sambil mengepakkan sayapnya lebih kencang, putri yang telah berubah menjadi burung itupun terbang ke langit bebas.

Udara yang segar, terbang bermain diantara awan yang cantik bagai gumpalan kapas membuat putri kegirangan.

Ah... Betapa bahagianya menjadi seekor burung. Tidak ada yang dipikirkan kecuali terbang bebas di angkasa.

Tak terasa putri pun terbang lebih jauh lagi, ke arah perkebunan kopi milik juragan Asal.

Putri yang aslinya adalah seorang anak yang bersemangat, setelah menjadi seekor burung membuat semangat itu berlipat ganda.

Setelah terbiasa terbang datar, dia mulai belajar terbang menukik, miring, dan bahkan terbang terbalik. Semua gaya dicoba olehnya dengan semangat tinggi. Ini adalah pengalaman baru yang menyenangkan baginya!

Bunda dan semua orang di kehidupan manusianya sejenak terlupakan olehnya. Hal yang wajar saat orang mendadak memiliki kemampuan super, membuat dia lupa diri. Itulah yang dialami putri sekarang.

Sampai suatu saat sebuah bunyi menyentakkan dirinya dan kembali rasa takut itu muncul setelah sempat terlupakan sejenak.

Bunyi apakah itu?

~bersambung~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun