Mohon tunggu...
Si Bintang Kecil ☆
Si Bintang Kecil ☆ Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

I'm Dreamer.. I'm ordinary person as described as complicated girl (INFP) HelloPoetry: sibintangkecil Dreaming - Exploring - Inspiring (my tagline dream) (2 Timotius 1:7, Yesaya 41:10)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ratapan Kecewa (2)

15 Juni 2019   15:15 Diperbarui: 24 Juni 2019   09:46 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhanku,

aku tak sanggup menangisi dengan airmata,

Tiada seorang pun yang dapat memahamiku,

kecuali satu sahabat sejati selain Engkau, Ya Tuhan Yesusku...

Hai kamu si luka yang tiada berhenti anganku,

pikiran ini terus makin bergelut dengan airmataku...

Wahai kamu makhluk buatan penuh tipu muslihat,

Maafkan sikapku yang tak tanggap dan aku hanyalah manusia bodoh yang mungkin kau lihat,

tidak juga dengan aku tak dapat mengucap perih dari logikamu yang begitu menusuk jiwa,

dalam batinku membayang kamu;

sekejam itu, sejahat itu dari tikam pedang balasanmu, 

selancang itupula, engkau bertindak seenaknya padaku, 

seberontak dirimu yang kelewat batas tanpa saya tahu,

Mengapa engkau bermain penghakiman terlebih dahulu?

Sakit rasanya, dan tak mungkin dapat dihindarkan dariku,

kau memang manusia tak punya perasaan, 

Sudah mati rasakah dirimu?

 Setega itukah kamu menyerang balik padaaku;

Satu kali engkau menyembur api marah dengan perkataanmu,

Dua kali engkau menceburkan gejolak emosimu yang memanas itu,

Tiga kali engkau menancapkan sebilah pisau yang menyakitiku,

Empat kali engkau memainkan semua panah negatif tentang aku,

Lima kali sampai ke lima belas kalinya dari perkiraan yang aku tak terbayang begitu,

Cukup sampai di sini, akhir dari luka-luka yang kau berikan padaku.

Asal tahu saja, kalau aku belum membalas jaringan pesan pribadi  di twittermu;

bukan berarti aku mengabaikanmu, hanya saja aku butuh refleksi sejenak dari pikiranku,

bukan berarti aku tak ingin menjawab pesanmu, kau tidak tahu atas apa yang terjadi dalam pergumulan pecahan kepalaku...

Tuhanku, 

aku tak lagi bisa tenang, kuat, bahkan sampai tegar menghadapi kerasnya dunia maya;

hatiku yang hancur dan beku,

yang tak cukup manusia tahu,

sebanyak kertas tisu yang kututupi darimu, si luka itu...

tanpa mengusir bendungan emosiku yang mendalam, ini seumpama pengkhianat bermain di belakangku,

Maafkan aku yang penuh berdosa ini, Ya Tuhanku...

Apakah aku tak layak di dunia fana yang seringkali menghantui pikiran negatif dari orang asing tak begitu dalam mengenal?

bahkan kamu tidak tahu apakah sebenarnya yang ada dalam isi hatiku;

jika kamu tidak tahu, lebih baik jangan sembarang berucap padaku.

jika kamu sok tahu, lebih baik jangan mengejek aku,

dengan tusukan ucapan kasar yang aku terima darimu...

Cukup sampai di sinilah, 

kau sudah melukai hati kecilku tak bermasalah,

namun kau yang sudah bermain petasan tak senonoh,

Terima kasih, luka yang kau tancapkan duriku ; Selamat tinggal, kamu adalah masa lalu yang terparah...

Revisi, 24.06.2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun