Lima kali sampai ke lima belas kalinya dari perkiraan yang aku tak terbayang begitu,
Cukup sampai di sini, akhir dari luka-luka yang kau berikan padaku.
Asal tahu saja, kalau aku belum membalas jaringan pesan pribadi di twittermu;
bukan berarti aku mengabaikanmu, hanya saja aku butuh refleksi sejenak dari pikiranku,
bukan berarti aku tak ingin menjawab pesanmu, kau tidak tahu atas apa yang terjadi dalam pergumulan pecahan kepalaku...
Tuhanku,
aku tak lagi bisa tenang, kuat, bahkan sampai tegar menghadapi kerasnya dunia maya;
hatiku yang hancur dan beku,
yang tak cukup manusia tahu,
sebanyak kertas tisu yang kututupi darimu, si luka itu...
tanpa mengusir bendungan emosiku yang mendalam, ini seumpama pengkhianat bermain di belakangku,