selancang itupula, engkau bertindak seenaknya padaku,
seberontak dirimu yang kelewat batas tanpa saya tahu,
Mengapa engkau bermain penghakiman terlebih dahulu?
Sakit rasanya, dan tak mungkin dapat dihindarkan dariku,
kau memang manusia tak punya perasaan,
Sudah mati rasakah dirimu?
Setega itukah kamu menyerang balik padaaku;
Satu kali engkau menyembur api marah dengan perkataanmu,
Dua kali engkau menceburkan gejolak emosimu yang memanas itu,
Tiga kali engkau menancapkan sebilah pisau yang menyakitiku,
Empat kali engkau memainkan semua panah negatif tentang aku,