Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memahami Perbedaan Awal Puasa dan Hari Raya dengan Bijaksana

2 April 2022   07:56 Diperbarui: 2 April 2022   07:59 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbedaan akan membuat suasana hidup kita lebih berwarna. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan yang berbeda (dok.pribadi)

Alkisah pada saat perang Ahzab berkecamuk, Rasulullah Saw. menyuruh dua orang sahabat (si A dan Si B) untuk pergi ke perkampungan Bani Quraizhah. Sebelum pergi, Rasulullah Saw. memberi sebuah pesan kepada mereka yaitu, "Laa yushalliyaannna ahadun al 'ashra illaa fii banii quraizhah". Artinya, Janganlah sekali-kali salah seorang diantara kamu salat Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah.

Lalu pergilah si A dan si B ini menuju perkampungan Bani Quraizhah.

Di tengah perjalanan, ternyata waktu Ashar sudah mau habis, sedangkan jarak ke perkampungan Bani Quraizhah masih cukup jauh. Apa yang terjadi?

Si A berpendapat bahwa karena zhahir (memaknai secara harfiah, murni, tekstual) perintah Rasulullah Saw. adalah melarang salat ashar kecuali di tempat tujuan, maka dia tidak akan salat Ashar saat itu walaupun waktunya habis. Biarlah dia salat Ashar walau pada waktu Isya, karena zhahir perintah Rasulullah Saw. adalah harus sampai Bani Quraizhah dulu baru boleh salat Ashar.

Sementara si B ini berbuat sebaliknya. Dia berpendapat bahwa perintah Rasulullah Saw tadi tidak bisa dimaknai secara zhahir semata. Menurut ijtihadnya, aneh saja tidak boleh salat Ashar padahal waktu mau Ashar habis.

Si B ini memaknai perintah Rasulullah Saw seperti itu agar mereka berdua cepat-cepat ke Bani Quraizhah, sehingga bisa salat Ashar di sana. Namun apa daya perjalanan mereka berdua masih jauh dari Bani Quraizhah sementara waktu Ashar sudah mau habis. Akhirnya, si B ini tetap salat Ashar walaupun menyalahi zhahir perintah Rasulullah Saw tadi.

Setelah menyelesaikan misi, si A dan si B ini pulang untuk menemui Rasulullah Saw. Mereka menceritakan apa yang sudah mereka perbuat dalam menaati perintah Rasulullah.

Dalam hadis, Rasulullah bersabda, "Famaa 'anifa Rasulullah Saw ahadun minal fariqoini". Artinya, Rasulullah Saw tidak salah satu dari dua perbedaan tersebut, sekaligus tidak mencela dua ijtihad yang dilakukan kedua sahabatnya tersebut.

Hikmah Dari Perbedaan Ijtihad di Jaman Rasulullah

Dari dua hadis di atas, kita bisa tahu bahwa ternyata yang namanya ikhtilaf dalam permasalahan keagamaan itu sudah terjadi sejak zaman Rasulullah Saw. masih hidup.

Jika di jaman Rasulullah Saw. saja sudah ada ikhtilaf antar sahabat, apalagi zaman sekarang. Jarak waktu kita sangat jauh dengan Nabi Saw, dan yang jadi patokan berupa teks yaitu Al-Quran dan kitab-kitab hadis.

Memahami perintah Rasulullah Saw yang berupa ucapan langsung dan menyaksikan langsung dari beliau saja dua sahabat tadi bisa berbeda pemahamannya, apalagi kita yang hanya mengambil dari teks yang notabene benda mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun