Karena narasinya sedikit, maka yang paling berperan dalam menerjemahkan cerita di dalam Big Book adalah gambar ilustrasi dan interpretasi guru yang membacakan ceritanya. Tentu anak-anak akan menjadi bosan apabila guru atau orangtua yang membaca buku tersebut hanya membacakan kalimat demi kalimat yang ada di buku, tanpa ada dramatisasi.
Tujuan Big Book dibuat seperti itu adalah untuk memudahkan anak-anak PAUD dan TK memahami cerita, sekaligus belajar mengenal kata-kata dan belajar membaca. Itu sebabnya saat membuat Big Book, typografi atau jenis hurufnya harus jelas dan besar.Â
Proses Kreatif Membuat Big Book untuk Anak TK
Kesulitan pertama yang saya rasakan saat praktik membuat Big Book adalah merancang storyboard atau naskah cerita. Banyak ide cerita fiksi kanak-kanak, tapi menerjemahkan ide tersebut ke dalam susunan kata dan kalimat sederhana, serta tidak boleh terlalu panjang benar-benar memeras kreativitas saya.
Setelah berhasil merancang naskah cerita, langkah berikutnya tak kalah sulitnya: mencari gambar ilustrasi yang tepat. Terus terang, dalam urusan gambar menggambar, saya langsung angkat tangan. Nilai kesenian saya sejak SD sampai sekarang di bawah rata-rata.
Untunglah di internet tersedia jutaan gambar ilustrasi, baik untuk karakter tokoh maupun latar belakang cerita. Namun tetap saja, saya harus memeras keringat dan daya pikir untuk mencari, memilah dan memilih gambar yang benar-benar pas. Gambar itu setidaknya harus bisa melukiskan suasana cerita.
Misalnya gambar kucing melihat ke atas atau kucing yang sedang merunduk hendak menerkam mangsa. Kalau gambar kucing saja, ada milyaran gambar yang tersedia di internet. Tapi gambar yang khusus melukiskan gerakan atau mimik wajah tertentu sangat terbatas.Â
Beda halnya bila kita punya darah seni bisa menggambar sendiri, atau minimal bisa mengolah atau mengubah gambar melalui aplikasi pengolah gambar.
Agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari terkait hak kekayaan intelektual, saya mencari gambar karakter atau latar belakang yang lisensinya gratis dari situs-situs penyedia gambar gratisan. Meski begitu, saya tetap mencantumkan sumber gambarnya.
Untuk memudahkan pembuatan Big Book ini, saya menggunakan aplikasi Canva. Setelah naskah cerita jadi dan gambar-gambar ilustrasi berhasil ditemukan, saya kemudian mengunggahnya di Canva. Tinggal potong gambar lalu tempel di template, kemudian masukkan narasi ceritanya, voila! Jadilah Big Book yang (menurut saya) sangat bagus.