"Kalau engkau menjualnya, aku akan membelinya."
"Makanan ini tidak dijual, tuan," katanya sambil berlinang mata.
Saya heran dan bertanya kenapa?
Sambil menangis, janda itu berkata, "Daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan" katanya.
Dalam hati saya bingung. Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kami sama-sama muslim? Karena itu saya mendesaknya lagi, "Mengapa bisa begitu?"
Janda itu menjawab, "Tuan, sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Di rumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak. Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram."
Mendengar ucapan tersebut, saya langsung menangis dan bergegas pulang.
Di rumah, saya menceritakan kejadian itu pada istri. Dia pun menangis setelah mendengar cerita saya.
Kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu. Bersama masakan yang kami bawa, uang peruntukan haji sebesar 350 dirham pun saya berikan kepada mereka.
"Pakailah uang ini untukmu sekeluarga. Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi."
Setelah menyerahkan masakan dan uang kepadanya, saya pulang dan langsung tafakkur kepada Allah. Kuadukan kejadian yang kualami ini.