"Apa maksudmu, Kek?" Tanya anak muda.
"Nak, sedari tadi aku mengamati caramu menangkap kupu-kupu. Awalnya kamu hati-hati, namun ketika tak seekor pun kupu-kupu berhasil kau tangkap, kamu mulai tak sabar. Engkau berlari ke sana kemari, menabrak tak tentu arah, bahkan menerobos tanpa peduli apa yang sudah tertata rapi.
Ketahuilah Nak, mencari kebahagiaan layaknya menangkap kupu-kupu. Tidak perlu kau tangkap fisiknya, biarkan kecantikannya memenuhi alam semesta ini. Tangkaplah keindahan warna dan geraknya di pikiranmu dan simpan baik- di dalam hatimu.
Kebahagiaan bukanlah benda yang dapat engkau genggam dan simpan. Ia tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana. Kebahagiaan itu akan muncul setiap saat ketika engkau mampu mensyukuri segala nikmat yang sudah kau peroleh."
Kakek itu lalu mengangkat tangannya. Tak lama, seekor kupu-kupu hinggap di ujung jari dan mengepakkan sayapnya, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yg mampu menyelaminya.
Kebahagiaan sesungguhnya tidak jauh, dia ada di setiap hati yg selalu bersyukur. Tidak perlu mencari biarkan dia "datang" sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H