Puasa membuat pola makan kita berubah. Dari yang biasanya tiga kali sehari menjadi dua kali sehari. Itu pun durasinya cukup singkat, sejak waktu berbuka hingga sahur.Â
Bahaya "Lapar Mata" Saat Berbuka Puasa
Pendeknya waktu makan ini membuat kita sering lapar mata sekaligus lapar mulut. Saat berbuka puasa hingga makan sahur, mata kita kelaparan hingga membuat saraf otak kita memerintahkan mulut agar menyantap makanan atau minuman apa pun yang terhidang di meja. Kita juga seolah merasa harus membayar tuntas rasa lapar setengah hari lebih dengan mengonsumsi makanan berat pada saat berbuka puasa.
Pola makan seperti ini justru merugikan tubuh kita sendiri. Tidak percaya?
Coba perhatikan saat kita berbuka puasa dan makan sekenyang-kenyangnya. Apa yang kita rasakan setelah itu?
Tubuh terasa berat dan kelopak mata selalu ingin menutup karena rasa kantuk yang menyerang begitu hebatnya. Itu tandanya kita sedang mengalami food coma.
Singkatnya, food coma terjadi karena sistem saraf parasimpatis yang aktif saat kita rileks terpaksa bekerja keras ketika kita mencerna makanan dalam jumlah banyak. Kondisi ini membuat tubuh kita menjadi cepat lelah dan bawaannya ingin istirahat saja.
Selain itu, banyaknya makanan yang kita konsumsi saat berbuka puasa juga membuat kadar asam amino trytophan melonjak drastis. Dalam mekanisme pencernaan makanan, trytophan akan diubah menjadi serotonin lalu diubah lagi menjadi melatonin. Kedua hormon ini berfungsi mengatur jadwal tidur kita. Jadi, saat kita makan banyak otomatis hormon serotonin dan melatonin juga bertambah banyak sehingga membuat kita mudah mengantuk.Â
Lakukan Kebiasaan Puasa Sehat Sekarang Juga
Nah, agar berat badan tetap terjaga dan tubuh tetap sehat selama berpuasa Ramadan, mari kita praktikkan kebiasaan puasa sehat. Bagaimana caranya?
1. Rehidrasi tubuh dengan minum air putih terlebih dahulu
Kurang lebih dua pertiga tubuh manusia tersusun dari air. Saat puasa, cairan tubuh kita berkurang banyak. Karena itu, yang harus kita lakukan pertama kali saat buka puasa adalah mengembalikan hidrasi tubuh.
Hidrasi adalah kondisi kecukupan cairan dalam tubuh untuk menjamin fungsi metabolisme sel berjalan dengan baik. Prinsip hidrasi sehat adalah pemenuhan kebutuhan air dan jenis air yang dikonsumsi. Untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang selama kita berpuasa, minumlah air putih dulu saat buka puasa, sebelum makan takjil atau makanan lainnya.
Konsumsi air putih adalah ciri dari hidrasi sehat dan merupakan pilihan terbaik karena tidak mengandung kalori, tidak bersifat diuretik (mengandung bahan-bahan yang mengeluarkan air tubuh), dan tidak berpotensi merusak gigi. Selain itu, dengan minum air putih terlebih dahulu dapat membantu mencegah kita makan berlebihan.
2. Jangan langsung berbuka dengan makanan atau minuman yang manis
Mungkin nasehat ini terdengar aneh. Bukankah selama ini kita dianjurkan berbuka dengan yang manis, seperti yang sering kita dengar di iklan-iklan televisi?
Ya, ungkapan ini begitu populer sehingga banyak orang keliru menganggapnya sebagai hadis dari Rasulullah Saw. Padahal Rasulullah Saw sendiri tidak pernah menganjurkan berbuka puasa dengan yang manis. Beliau Saw hanya menganjurkan berbuka puasa dengan makan kurma dan minum air putih.
Ditinjau dari sisi kesehatan, berbuka puasa langsung dengan makanan atau minuman yang manis sangat tidak dianjurkan. Dengan langsung makan atau minum dengan yang manis, hal ini akan memicu penurunan kadar gula darah yang berimbas pada lemah dan lesunya tubuh kita usai berbuka puasa. Tak hanya itu, terlalu sering mengonsumsi makanan manis juga bisa memicu resistensi insulin sehingga bisa berimbas pada meningkatnya risiko terkena diabetes.
Bukankah kurma juga manis? Apa bedanya dengan makanan atau minuman manis lainnya?
Manisnya kurma berbeda dengan manisnya gula apalagi pemanis buatan. Dikutip dari doktersehat, pakar kesehatan menyebutkan bahwa kurma memiliki kandungan karbohidrat kompleks yang aman bagi kesehatan. Sementara itu, kandungan di dalam makanan atau minuman manis yang kerap kita konsumsi saat berbuka memiliki kandungan karbohidrat sederhana. Yang membedakan kedua jenis karbohidrat ini adalah, karbohidrat sederhana bisa berpengaruh buruk bagi kadar gula darah dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
3. Sediakan menu berbuka puasa sesuai Isi Piringku
Tubuh kita memerlukan berbagai jenis nutrisi. Penting untuk diingat, tidak ada satu makanan pun yang mengandung seluruh nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Itu sebabnya saat berbuka puasa kita perlu menghidangkan menu berbuka sesuai panduan Isi Piringku agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi serta mengandung gizi yang seimbang. Gizi yang kita perlukan setiap hari terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
4. Jangan Membebani Organ Pencernaan dengan Terburu-buru Makan
Singkatnya waktu lampu hijau untuk makan membuat kita cenderung terburu-buru mengonsumsi makanan. Terlalu cepat mengunyah dan menelan akan memberatkan kerja organ pencernaan kita. Hal ini tentu akan mengakibatkan kita rentan terkena penyakit pencernaan, seperti usus buntu, asam lambung dan sebagainya.
Terburu-buru makan atau makan dengan cepat juga dapat membuat berat badan kita bertambah. Kok bisa?
Sejak kita menggigit makanan pertama kali, otak kita membutuhkan waktu hampir 20 menit untuk mengirimkan sinyal kenyang. Ketika kita makan terlalu cepat maka otak kita pun tidak bisa memberitahu bahwa kita sudah cukup makan. Akibatnya, pola makan kita jadi tidak terkontrol. Jika cara makan ini sudah jadi biasa dan berkepanjangan, jangan salahkan jika kemudian tubuh kita semakin melar.
5. Tidur yang Cukup dan Berkualitas
Selama bulan Ramadan, kita memang dianjurkan untuk menghidupkan malam-malam bulan suci ini dengan kegiatan peribadatan. Tapi, bukan berarti kita harus begadang.
Kondisi kurang tidur dapat memicu rasa lelah dan tubuh akan merasa ingin makan lebih banyak. Kurang tidur juga akan membuat ritme sirkadian (jam biologis) tubuh terganggu, yang ujungnya badan kita akan terasa lebih lemas di siang hari.
Tanpa harus begadang, toh kita tetap bisa mengisi malam-malam bulan Ramadan dengan ibadah. Manfaatkan waktu selepas salat Isya dan tarawih untuk tadarus Al-Quran, kemudian istirahatkan tubuh kita agar tidak kesulitan untuk bangun di waktu dini hari.
6. Jangan Tidur Setelah Sahur
Salah satu kebiasaan buruk yang harus dihilangkan selama Ramadan adalah langsung tidur setelah makan sahur. Beberapa pakar kesehatan berpendapat tidur setelah makan sahur meningkatkan risiko refluks, yaitu naiknya asam lambung ke kerongkongan akibat posisi berbaring setelah makan.
Refluks terjadi ketika katup antara perut dan esofagus tidak tertutup secara sempurna. Kondisi ini memicu terjadinya heartburn yaitu sensasi terbakar yang menyakitkan di sekitar ulu hati hingga kerongkongan akibat asam lambung.Â
***
Kesimpulannya, mari kita praktikkan kebiasaan puasa sehat agar ibadah puasa dan ibadah lainnya selama bulan Ramadan bisa kita lakukan dengan sebaik-baiknya. Melaksanakan puasa secara benar dan sehat, dengan sendirinya akan meningkatkan aspek spiritual kita.
Perilaku kita akan menjadi lebih tenang dan mampu mengendalikan emosi. Setelah mencapai transformasi spiritual, kita merasa menjadi lebih ikhlas dan lebih positif dalam memandang dan menjalani kehidupan. Dengan begitu, ibadah puasa Ramadan kita bisa lebih bermakna, tak hanya mendapatkan rasa lapar dan haus semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H