Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lebih Baik Memaksa Anak Masuk Surga daripada Sukarela Masuk Neraka

21 Februari 2021   20:17 Diperbarui: 21 Februari 2021   20:41 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenai tafsir ayat ini, Qatadah berkata: "Perintahkan mereka (keluarga) untuk taat kepada Allah dan laranglah mereka dari perbuatan maksiat kepada-Nya. Bantulah mereka untuk mengerjakan perintah Allah. Apabila kamu melihat mereka melakukan kemaksiatan, maka tegurlah!"

Ibnu Jarir juga berkata: "Kita wajib untuk mengajarkan anak-anak kita tentang agama Islam, kebaikan dan adab!"

Sedangkan Ibnu Umar berkata: "Didiklah anakmu, karena kelak kamu akan ditanya tentang pendidikan dan pengajaran seperti apa yang telah kamu berikan kepada anakmu. Anakmu juga akan ditanya tentang bagaimana dia berbakti dan berlaku taat kepadamu."

Dari penjelasan para ahli tafsir tersebut, firman Allah dalam surah At Tahrim ayat 6 merupakan bentuk perintah yang sangat tegas kepada setiap muslim, agar memelihara dirinya sendiri dan keluarganya dari siksa neraka.

Terlebih bagi seorang lelaki muslim, karena dia adalah pemimpin bagi keluarganya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

"Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya" (HR Bukhari dan Muslim).

Hadis ini juga mengisyaratkan bahwa bila seorang muslim tidak mendidik anaknya dengan baik, maka kelak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas tugasnya sebagai pemimpin keluarganya itu, dan tentunya ada konsekuensi yang akan dia dapatkan.

Itu sebabnya, bagi orangtua muslim, lebih baik 'memaksa' anak masuk surga daripada membiarkan mereka sukarela masuk neraka.  Dengan cara memperhatikan dan memprioritaskan pendidikan agama mereka serta selalu memperhatikan tindak-tanduk mereka.

Terlepas bagaimana hasil didikannya, dan tingkah laku si anak di kemudian hari, setidaknya orangtua sudah menunjukkan tanggung jawabnya sebagai pemimpin keluarganya. Kelak di hari akhir, orangtua akan bisa mempertanggung jawabkannya di hadapan Sang Khaliq.

***

(Dikutip dari Majalah Az-Zahur, Sya'ban 1420 H)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun