Calon pelanggan menginginkan perspektif dan opini orang yang mereka percaya, bukan spesifikasinya. Siapa pun dapat menemukan spesifikasinya di situs web produk atau perusahaan. Tidak apa-apa untuk menyoroti sisi teknis, tetapi calon pelanggan akan merasa bosan jika ulasan produknya terlalu menonjolkan hal ini.
Selain melupakan perspektif dan opini pribadi, berikut beberapa kesalahan yang sering dilakukan saat mengulas produk:
Tidak menyesuaikan gaya bahasa dengan target pemirsa
Setiap produk memiliki target pasar yang berbeda, sekalipun jenis produknya sama. Misalnya, ponsel pintar kelas high-end gaya bahasa yang digunakan otomatis berbeda dengan gaya bahasa ulasan ponsel kelas low-end. Produk perbankan khusus anak muda gaya bahasanya berbeda dengan produk perbankan untuk orangtua.
Seringkali pengulas menggunakan gaya bahasa yang sama meskipun produk yang diulasnya berbeda target pasarnya. Itu sebabnya, setiap kali saya diminta menulis artikel ulasan produk, yang pertama kali saya tanyakan adalah target pasar atau target audiens. Bagaimana demografinya: rentang usia, penghasilan, lokasi, gaya hidup, dan lain sebagainya. Inilah yang harus disertakan perusahaan dalam briefing draf ulasan yang mereka berikan pada setiap pengulas.
Sebagai penulis konten yang mengulas produk, tugas saya adalah menjelaskan kepada siapa pun yang membaca di mana ulasan saya cocok dengan kehidupan mereka. Misalnya saya mengulas laptop khusus gim, maka gaya bahasa yang saya gunakan cenderung informal. Saya akan menjelaskan dengan jujur laptop ini lebih cocok digunakan untuk bermain gim daripada pekerjaan kantor.
Mengulas untuk suatu kelompok khusus memungkinkan kita untuk fokus dan bisa membuat rekomendasi yang lebih spesifik. Apa pun produk yang kita ulas, kita harus meluangkan waktu untuk mencari tahu siapa target pemirsanya sebelum mulai memberi tahu apa yang terbaik untuk mereka.
Tidak fokus pada fitur yang penting bagi pelanggan
Kebanyakan pengulas gawai cenderung lebih fokus pada spesifikasi dan gambar daripada cara kerjanya. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk membahas spesifikasi teknis. Mulai dari besarnya RAM, jenis prosesor yang digunakan, atau detail kartu grafisnya.
Bukan berarti spesifikasi sama sekali tidak penting, tetapi dalam banyak kasus, spesifikasi tersebut tidak boleh menjadi faktor utama. Pelanggan sebenarnya tidak terlalu peduli dengan angka-angka yang menyilaukan mata. Mereka hanya ingin tahu bagaimana angka-angka teknis itu membantu mereka.
Lebih baik kita fokus pada hal-hal yang penting bagi orang-orang yang menggunakan produk tersebut. Misalnya, kita bisa merekomendasikan produk gawai dengan antarmuka (UI) yang nyaman meskipun lambat, daripada gawai yang cepat tapi antarmukanya membingungkan.
Terjebak dalam Promosi Perusahaan
Kunci ulasan produk yang bagus adalah memberikan pemirsa pengalaman kita sendiri. Orang-orang membaca ulasan kita untuk melihat apa yang berjalan sangat baik dengan suatu produk dan apa yang sangat buruk pada produk tersebut.
Kebanyakan perusahaan mengabaikan faktor "kejujuran" ini. Seperti pada kasus Eiger, perusahaan sering tidak terima apabila ada ulasan yang menunjukkan kekurangan atau keburukan produk mereka.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!