Ulasan produk merupakan salah satu strategi pemasaran yang sangat efektif. Terlebih di era digital dan keterbukaan informasi di mana setiap orang bisa membaca atau melihat review produk melalui platform apapun.Â
Banyak perusahaan menggandeng konten kreator untuk mengulas produk unggulan mereka, baik itu Blogger, YouTuber, Podcaster maupun influencer lain dari berbagai platform media sosial.
Konsep digital marketing yang dibawakan oleh pengulas (reviewer) bisa dikategorikan dalam iklan dari mulut ke mulut (Words of Mouth atau WoM). Review seorang Blogger atau YouTuber ibaratnya sebuah testimoni dari pelanggan yang terpercaya.
Di saat calon pelanggan dibanjiri jutaan pesan iklan, promosi serta pesan pribadi, arus informasi yang dibawakan dari mulut ke mulut menjadi sangat penting. Banyak produk sejenis yang beredar, pelanggan memang dimudahkan untuk saling membandingkan. Tapi tetap saja, pelanggan butuh pegangan untuk memperkuat kepercayaan mereka terhadap produk yang ingin mereka beli.Â
Sayangnya, dalam mengulas produk ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan baik oleh pengulas maupun perusahaan itu sendiri.
Tidak Menyertakan Perspektif dan Opini Pribadi
Saya ingat ketika beberapa tahun lalu, saya diundang ke acara peluncuran produk perbankan. Seperti biasa, saya diminta menulis ulasan tentang produk perbankan tersebut dan menayangkannya di blog pribadi.
Sebelum ditayangkan, pihak agensi yang mengundang saya meminta draf tulisan sebelum saya menayangkannya. Alangkah kecewanya saya ketika draf itu dikembalikan dan saya diminta merevisi beberapa bagian, terutama di bagian opini atau pendapat pribadi saya tentang produk tersebut.
Sebenarnya saya enggan merevisi atau menghapusnya. Namun, demi "hubungan baik", saya pun terpaksa menghapus beberapa paragraf yang berisi opini pribadi.
Inilah salah satu kesalahan fatal yang sering dilakukan pihak perusahaan. Mereka cenderung menganggap ulasan produk adalah strategi pemasaran yang hanya menonjolkan keunggulan produknya saja, tetap enggan menerima feedback dari pengulas.
Kesalahan ini juga yang sering dilakukan banyak pengulas. Sama seperti anggapan perusahaan, banyak pengulas melupakan perspektif dan opini pribadi mereka, dan lebih menonjolkan sisi teknis produknya.
Padahal, kekuatan seorang konten kreator terletak pada perspektif dan opini pribadi. Mereka mampu menyajikan ulasan yang bebas dan tidak terkekang oleh bahasa promosi yang diinginkan sebuah perusahaan.