Isi pertemuan tersebut diantaranya berkaitan dengan pengendalian informasi yang dianggap berbahaya bagi pemerintah tapi berbeda dengan Facebook.
4. Pencurian identitas
Kebocoran data pribadi pengguna juga sering dimanfaatkan untuk pencurian identitas. Pengguna media sosial gemar mencantumkan tanggal lahir, kota asal, tim olahraga favorit, buku/film favorit, memberi nama, menandai keluarga, dll.Â
Jika ada data pribadi yang bocor, akun media sosial kita jadi rawan dicuri orang lain dan disalahgunakan.
Tak Perlu Khawatir Berlebihan dengan Kebijakan Privasi WhatsApp yang Baru
Lantas, apa yang harus dikhawatirkan dari kebijakan privasi WhatsApp terbaru ini?
Jujur, saya pribadi menganggap tak ada yang perlu dikhawatirkan dari kebijakan privasi WhatsApp versi terbaru. Jika banyak pengguna, termasuk beberapa teman saya sendiri, jadi paranoid dan ramai-ramai migrasi ke aplikasi sejenis seperti Telegram, Signal atau BIP, sampai saat ini saya masih tenang-tenang saja.
Sejauh ini, saya menganggap kebijakan WhatsApp yang membagikan data pengguna ke Facebook masih dalam toleransi kewajaran. Personalisasi iklan di Facebook sejatinya sudah cukup lama diterapkan, jadi bukan hal yang baru lagi.
Bagaimana dengan kemungkinan bocornya data pengguna?
Sangat kecil kemungkinan Facebook dan WhatsApp membocorkan data pengguna, apalagi sampai dibobol peretas. Memang, ada beberapa kasus di mana Facebook "menyerahkan" data pengguna untuk kepentingan kampanye politik, seperti pada kasus Cambridge Analytica.
Apakah ini mengkhawatirkan?
Tidak. Bila akun media sosial kita disisipi pesan-pesan propaganda politik, kita tinggal mengabaikannya. Sesederhana itu?