Hari pertama TPQ dibuka kembali usai libur pandemi, suasana TPQ yang hampir setahun ini sepi mendadak meriah. Raut kebahagian tampak jelas di mata anak-anak. Senyum gembira tak pernah lepas dari wajah mereka. Sebagian kebahagiaan mereka yang terenggut oleh pandemi seolah sudah kembali.
Ketika aku mengingatkan mereka bahwa kelas mengaji tidak bisa diselenggarakan setiap hari, mereka tak bisa menyembunyikan kesedihan. Bahkan, mereka memohon agar selama liburan semester, mereka diijinkan untuk mengaji.
Saat-saat paling menyentuh hatiku terjadi ketika mereka pamit usai pembelajaran. Usai menyampaikan salam dan membubarkan kelas, anak-anak berdiri dan berbaris rapi, lalu satu per satu bergantian menyalamiku dengan begitu takzimnya. Melihat pancaran kebahagiaan anak-anak itu, tanpa terasa air mataku perlahan menetes ke pipi.
Sejak diminta Bu Heny untuk ikut mengajar dan mengelola TPQ, aku memang sudah berniat untuk mewakafkan waktu, tenaga dan pengetahuanku pada anak-anak. Berbagi kebahagiaan dengan anak-anak, memberi kesempatan pada anak-anak untuk bisa belajar mengaji di masa pandemi, merupakan salah satu momen kebahagiaan yang tak akan pernah terlupakan selama hidupku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI