Meskipun tidak memiliki bentuk sendiri, meskipun sangat lembut, air adalah salah satu. Ia merupakan elemen terkuat di bumi. Ia senyawa yang tak bisa dibakar, tak luka meski dicabik-cabik dan ditusuk, tak terbelah meski dicacah.Â
Air bisa menetes, mengalir, atau mengamuk. Jika air jatuh cukup lama di atas batu, air itu akan melubangi batu tersebut. Jika air membentuk gelombang sebesar gedung pencakar langit, air bisa menghempaskan dan menghancurkan seluruh kapal yang terbuat dari baja.
Air melakukan apa pun yang diperlukan untuk terus bergerak maju, sekalipun jalannya harus menanjak yang kontradiktif dengan sifatnya sendiri. Air selalu memilih jalan apa pun yang terbuka sehingga ia dapat mencapai muaranya, laut.
Air bisa mengalir dengan cepat, juga bisa mengalir perlahan. Â Tetapi tujuannya tidak dapat dihindari, takdirnya pasti.
Hidup itu tidak dapat diprediksi, seperti aliran air yang hendak mencari muaranya. Kadang kita tersandung batu besar, kadang pula perjalanan kita mengalir lancar.
Saat alam semesta berkata "Ya", pergilah. Mengalirlah menuruni bukit. Bergeraklah dengan cepat. Bila perlu, lakukan lompatan. Raih momentum, manfaatkan peluang.
Saat alam semesta berkata "Tidak", dengar dan perhatikan dengan seksama. Ambil jalan yang berbeda. Sesuaikan kebutuhan. Bertahanlah secara perlahan, bukannya gagal secara spektakuler.
Saat krisis melanda, kumpulkan kekuatan. Bentuk gelombang yang menjulang tinggi. Dan saat laut tenang, nikmati pelayaran dan nikmati pemandangan.
"Air yang menetes keluar dari batu bukan melalui kekuatan, tetapi melalui kegigihan." -- Publius Ovidius Naso
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H