Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Santri Milenial, Please Jangan Pacaran Dulu

23 Oktober 2020   09:13 Diperbarui: 23 Oktober 2020   09:22 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santri milenial, ingat-ingat selalu doa restu ayah ibu, jangan pacaran dulu (foto ilustrasi: hariansulses.com) 

Derasnya arus informasi di era digital ini akhirnya menembus tembok tebal pesantren. Tak bisa dipungkiri, para santri akhirnya terpapar oleh tayangan-tayangan hiburan yang lebih mengedepankan citra pergaulan generasi milenial, dibandingkan pendidikan moral.

Akibatnya, tradisi pesantren dan budaya para santri pun mulai bergeser. Jika dulu para santri malu-malu kucing membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan pacaran, kini mereka tidak merasa sensitif lagi. Gaya hidup para santri mulai berbelok arah kiblatnya.

Gaya Pacaran Santri Masa Kini

Pacaran bukan lagi hal yang tabu untuk dilakukan. Karena santri milenial lahir dengan internet dalam genggaman, gaya pacaran mereka tidak sama dengan orangtuanya.

Tak lagi backstreet alias mencuri-curi kesempatan untuk bertatap muka, pacaran gaya terkini bisa lewat aplikasi perpesanan yang menyediakan fitur berbagi foto dan video. Justru, inilah yang berbahaya.

Karena lengah, orangtua sering tidak tahu dan mungkin juga tidak peduli dengan aktivitas digital anaknya yang sedang nyantri di pesantren. Seringkali orangtua santri beranggapan anaknya tidak sedang menjalin hubungan spesial, hanya karena tak ada teman lawan jenis yang datang bertamu ke rumah. Padahal, hubungan spesial itu tersambung lewat perangkat digital sang anak.

Saya tidak sedang berkhayal, atau mengkhawatirkan hal yang belum terjadi. Dekat dengan anak-anak muda yang sedang nyantri membuat saya tahu hal-hal semacam ini. Apalagi beberapa keponakan saya juga jadi santri.

Memang, tidak semua santri imannya lemah dan mudah goyah. Banyak santri dan pondok pesantren yang tembok tradisinya tetap kuat, mampu bertahan dari godaan hedonisme.

Masih banyak santri milenial yang memilih untuk tekun menuntut ilmu, sesuai dengan restu ayah dan ibu mereka saat berangkat ke pondok pesantren. Sebagaimana lirik lagu "Kota Santri":

Duhai ayah dan ibu

Berikanlah izin daku

Untuk menuntut ilmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun