Gaya tulisan adalah cara kita menggunakan kata untuk menceritakan sebuah kisah. Dengan kata lain, ini adalah cara unik kita untuk menunjukkan kepribadian di atas kertas.
Sama seperti kita yang menyatukan barang-barang pakaian dan perhiasan, dan menerapkan make-up untuk menciptakan gaya pribadi. Cara kita menyusun pilihan kata, struktur kalimat, dan bahasa figuratif/deskriptif menggambarkan gaya tulisan kita.
Dalam hal bahasa ngeblog, seringkali kita membaca tulisan yang gaya bahasanya resmi, hingga seolah-olah kita sedang membaca esai akademis. Padahal kalau kita cermati, target pembacanya adalah anak-anak muda.
Analoginya, saat kita menghadiri acara resmi, mestinya gaya busana kita juga harus resmi. Gaya pakaian saat kongkow bersama teman tentu beda saat kita menghadiri kondangan. Begitu pula harusnya gaya bahasa tulisan kita.
Cara Menentukan Gaya Bahasa Tulisan
Bagamana cara menentukan gaya bahasa tulisan?
Mudah saja. Sebelum menulis, tanyakan pada diri sendiri 3 pertanyaan berikut:
- Mengapa saya menulis ini?
- Siapa pembaca yang saya tuju?
- Apa yang saya ingin pembaca pelajari, pahami, atau pikirkan?
Jika kita ingin menulis artikel kreatif, tentang sebuah pengalaman dalam hidup kita, suara yang kita gunakan akan mengungkapkan perasaan kita tentang pengalaman tersebut. Sedih, antusias, jengkel atau gembira. Dalam tulisan kreatif atau artikel populer, kita membiarkan kepribadian kita muncul dalam bahasa yang kita pilih.
Misalnya, jika kita ingin menyampaikan sebuah pengalaman lucu atau memalukan, kata-kata dan nada bicara kita dalam tulisan akan mencerminkan hal itu. Kita menggunakan kata-kata informal, bahkan terdengar konyol atau menggunakan bahasa yang agak kasar. Kalimatnya cenderung pendek dan pilihan katanya menyiratkan energi.
Sebaliknya, jika kita ingin menulis tentang sebuah pengalaman kegagalan, kata-kata yang kita gunakan adalah kata-kata yang serius. Nada bicara kita muram, dan susunan kalimatnya lebih panjang. Suara kita terbaca lebih bijaksana dan reflektif.
Beda lagi bila target pembaca kita adalah kalangan akademis. Karena tujuan utama tulisan kita adalah untuk menunjukkan kemampuan kita dalam mengartikulasikan pengetahuan dan pengalaman, suara yang kita gunakan adalah suara akademis.
Pilihan kata dan frasanya lebih resmi, obyektif, berwibawa dan masuk akal. Dalam bahasa akademis, susunan kalimat kita harus berdasarkan bukti yang telah diperdebatkan secara rasional karena kita ingin menyampaikan proses berpikir kita kepada pembaca. Kita gunakan suara intelektual yang ditujukan pada kalangan intelektual pula.