Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wahai Milenial, Ibadah Haji Bukan Hanya untuk Orangtua

8 Oktober 2020   07:11 Diperbarui: 8 Oktober 2020   07:17 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disiplin dalam keuangan adalah kunci agar kita bisa haji muda (sumber gambar: wallpapersafari.com)

Konon, berkat kebijakan dan kebaikan Bupati Achmad Djajadiningrat, orang itu bisa mendapatkan paspor dan kemudian berangkat menunaikan ibadah haji.

***

Kisah kedua datang dari Tasikmalaya, tentang seorang penarik becak yang berhasil mewujudkan mimpi pergi haji bersama istrinya.

Namanya Haji Wahid, penarik becak yang biasanya mangkal di kawasan Gunung Pereng, Cihideung, Tasikmalaya.  Sejak tahun 1972, Wahid bekerja sebagai penarik becak di Gunung Pereng. Ia mendapatkan becaknya dari hasil kredit yang dibayarkannya setiap hari.

"Waktu itu saya mencicil Rp 150,00/hari. Cicilan itu, saya bayar selama kurang lebih setahun," kata warga Jl. Paseh Kota Tasikmalaya ini, dikutip dari koran Pikiran Rakyat (6 Mei 2006).

Setelah melunasi becaknya, Wahid mulai menabung untuk membeli tanah buat rumahnya. Berkat kerja keras siang dan malam menarik becak, serta kedisiplinannya dalam menggunakan uang, Wahid mampu membeli tanah dan membangun rumah.

"Sebagian dari hasil menarik becak, saya tabungkan untuk berbagai keperluan," katanya.

Selain menabung untuk membeli tanah, Wahid juga mencicil becak dengan harapan bisa disewakan kepada rekan lainnya. Cara ini cukup menambah penghasilan bagi Wahid.

Tidak hanya itu, sejak punya dua becak, Wahid beserta istri dan anaknya rajin menabung agar bisa naik haji. Tak ada target harus berapa besar tabungan terisi setiap bulannya. Wahid hanya menyisihkan uang dari hasil usahanya, setelah digunakan untuk makan serta kebutuhan sehari-hari.

Setelah merasa tabungan yang dikumpulkannya selama 30 tahun sejak ia berusia 23 tahun itu jumlahnya cukup, pada tahun 2003 ia mendaftarkan diri untuk berangkat haji beserta istrinya. Setahun kemudian, Wahid bisa pergi ke tanah suci untuk menunaikan rukun Islam kelima.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun