Bahasa Jawa standar: panas nemen/panas banget
Bahasa Surabaya: puanas
Contoh dalam kalimat:
Bahasa Indonesia: Hawanya sangat panas / hawanya panas sekali
Bahasa Jawa standar: Hawane panas men / hawane panas banget
Bahasa Surabaya: Hawane puanas
Bahasa Surabaya Menunjukkan Karakter Penutur yang Tegas dan Terus Terang
Meski dianggap sebagai dialek Jawa yang paling kasar, dan mungkin paling kasar di antara ratusan bahasa daerah lain di Indonesia, sebenarnya bahasa Surabaya menunjukkan sikap tegas, lugas, dan terus terang dalam bertutur kata. Jika kebanyakan masyarakat Jawa (Mataraman) terbiasa basa-basi, hal ini tidak berlaku dalam kehidupan Arek Suroboyo.
Begitu pula dalam tata wicara (sikap saat berbicara), misalnya orang Jawa menekankan tidak boleh memandang mata lawan bicara yang lebih tua, atau yang dituakan, atau pemimpin.Â
Sikap ini dianggap tidak sopan dalam adat budaya Jawa yang banyak diatur menurut tata krama keraton. Tapi dalam budaya Arek Suroboyo, tidak memandang mata lawan bicara bisa dianggap pengecut.
Baca juga : Kenapa di Lampung Banyak Penutur Bahasa Jawa?
Sedangkan beberapa kosakata yang dianggap orang Jawa sebagai kosakata makian, jika digunakan dalam kalimat-kalimat tertentu malah menunjukkan tanda persahabatan.