Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anji, Ariel Noah, dan Influencer yang Kebablasan

3 Agustus 2020   09:33 Diperbarui: 4 Agustus 2020   21:35 2665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yah, seperti itu kondisinya."

Sontak, transkrip wawancara yang beredar luas di media sosial itu pun menjadi bahan netizen untuk men-counter klaim kualifikasi Hadi Pranoto sebagai ahli mikrobiologi.

Anji (dan Influencer Lain) Harusnya Belajar Dari Ariel Noah

Dua kali jatuh ke lubang yang sama sepertinya belum menyadarkan Anji. Alih-alih meminta maaf, Anji justru melempar tanggung jawab ke Hadi Pranoto.

Menanggapi kecaman dari publik dan ahli kesehatan, Anji sempat menjawab lewat komentar di laman videonya.

"Saya rasa yang harus minta maaf adalah Pak Hadi Pranoto,  jika dia tidak bisa mempertanggungjawabkan kalimatnya. Saya kan juga bertanya di menit 4:39 dan 8:27. Saya tidak merasa berbuat tolol karena saya interviewer," tulisnya.

Komentar itu kemudian dihapus sendiri oleh Anji, namun sempat tertangkap layar dan terbaca oleh banyak netizen. Sementara video wawancaranya dengan Hadi Pranoto saat ini sudah dihapus oleh YouTube berkat laporan netizen.

Sebagai musisi sekaligus influencer yang memiliki banyak pengikut, Anji harusnya dapat belajar dari sosok Ariel Noah. Anji sendiri sempat mewawancari Ariel perihal ketokohannya sebagai musisi sekaligus influencer. Dalam wawancara tersebut, Ariel mengaku tidak mau bicara hal-hal yang ia belum tahu pasti ilmunya.

"Saya tidak mau berbicara mengenai sesuatu yang saya tidak tahu ilmunya. Follower banyak, impact (efek)nya akan besar"

Benar kata Ariel, setiap pernyataan dan tindakan seorang influencer dapat mempengaruhi pengikutnya. Pada titik inilah setiap influencer dituntut untuk bisa mengontrol diri mereka agar tidak mengeluarkan pernyataan atau ajakan yang menyalahi aturan, nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

Popularitas sering melenakan seseorang sehingga dia menjadi lepas kontrol. Ketika sedang berada dalam puncak popularitasnya, seseorang cenderung menjadi terbuai, sehingga kerap tidak lagi bisa berpikir dahulu sebelum bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun