"Habis salat Isya saja kita makan bareng. Aku masih kenyang dengan takjil di masjid tadi. Selesai salat, nanti kita takbiran sama-sama."
***
Di ruang tamu, kulihat Arin sedang menonton televisi. Dering ponsel di saku celanaku mengalihkan niatku yang hendak menyapa putri kecilku.
Kulihat di layar ponsel, nomor tak dikenal. Mudah-mudahan ini rejeki batinku sambil menerima telpon.
"Selamat malam."
"Iya, Selamat malam. "
"Dengan Bapak Himam?"
"Benar. Dari mana ini pak?"
"Saya Rasyid pak Himam, dari panitia lomba menulis esai. Selamat, Pak Himam berhasil menjadi pemenang pertama lomba esai yang kami selenggarakan 3 bulan lalu. Bapak berhak mendapatkan uang tunai Rp. 5 juta. Hadiah lomba akan kami transfer hari ini juga pak. Untuk itu, kami ingin verifikasi data pribadi bapak."
Deg. Alhamdulillah ya Allah. Sesaat aku tak bisa berkata apa-apa. Seolah tidak percaya dengan berita yang disampaikan lewat telpon tersebut, aku pun mencoba untuk mengecek ulang kebenarannya.
"Mohon maaf, ini untuk esai yang berjudul apa ya? Soalnya saya ada beberapa kali mengirim naskah lomba yang berlainan," tanyaku pura-pura tak tahu.