Orang-orang gugup dan takut, dan memang wajar jika begitu. Peka terhadap keadaan pikiran mereka saat ini, dan ekstra hati-hati dengan kata-kata yang kita gunakan serta nada dan cara komunikasi pemasaran kita.
Gunakan bahasa yang lebih sopan dan mengedepankan empati. Ingatlah kita juga bagian dari mereka yang menderita.
4. Waktunya Saling Berbagi
Tips ini di luar brosur nasi kucing, tapi sangat efektif untuk dilakukan setiap perusahaan.
Saat dunia dilanda pandemi, sekarang adalah waktu untuk memberi. Tunjukkan hati. Bukan karena kita memiliki terlalu banyak stok dan kita perlu mengosongkan gudang barang dengan cepat.
Lakukan itu karena kita peduli. Tunjukkan apa yang BISA kita lakukan untuk komunitas. Jangan pernah meremehkan kekuatan niat baik.
Kesimpulan
Pemasaran itu bukan hanya sekedar menjual produk saja. Pemasaran yang efektif justru terletak bagaimana konsumen akan terus mengingat merek dari produk yang kita pasarkan.
Saat hendak menunggangi suatu momen yang tengah viral, pesan yang hendak kita sampaikan harus jelas. Jangan ada kalimat "syarat dan ketentuan berlaku" Â tertulis kecil di sudut ruang iklan.
Lihat kembali brosur nasi kucing itu. Saya yakin, seperti yang saya alami sendiri, brosur itu akan kita tersimpan di ingatan dalam jangka waktu yang lama.
Begitu pula dengan pemasaran. Fokus pada brand awarenes, bukan pada selling product. Kelak, saat pandemi corona berakhir, kita akan memanen hasil dari apa yang kita kampanyekan hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H