Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mas Nadiem, Masih Adakah Pelajaran Akhlak untuk Anak-anak Kami?

12 Maret 2020   09:47 Diperbarui: 13 Maret 2020   05:58 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terkecuali saat Mas Nadiem Makarim ditunjuk menjadi Mendikbud. Melewati masa 100 hari kerja Mas Nadiem menahkodai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kebijakan awal yang dikeluarkannya belum menyentuh masalah ini.

Pelajaran Akhlak yang Luput Diperhatikan

Mas Nadiem masih berkutat seputar kuota zonasi, kemerdekaan mengajar,dan sisi teknis pendidikan lainnya. Mas Nadiem belum menyentuh inti dari pendidikan Indonesia yang diwariskan pendahulu kita, yakni Pendidikan Karakter khususnya pendidikan akhlak.

Visi dan cita-cita Mas Nadiem untuk mereformasi pendidikan Indonesia memang bagus dan layak kita acungi jempol. Tetapi, tanpa pondasi yang kuat, visi itu tidak akan ada artinya.

Melalui kemerdekaan belajar, mungkin kelak anak-anak kita bisa mengejar ketertinggalan mereka dari anak-anak di negara maju. Dengan konsep merdeka belajar, mungkin pula generasi muda kita bisa sukses, seperti halnya Mas Nadiem yang bisa menciptakan startup unicorn Gojek.

Namun, apa artinya kesuksesan itu jika tidak diimbangi dengan karakter yang baik. Apa artinya kecerdasan jika tidak diiringi dengan budi pekerti yang luhur.

Jika Ingin Melihat Karakter Bangsa, Lihatlah Saat Mereka Mengantre

Dalam tulisan Etika Antre vs Pandai Matematika yang diterbitkan Mien R. Uno Foundation, penulisnya menyoroti obsesi orangtua di Indonesia dan sistem pendidikan Indonesia yang lebih mengedepankan CaLisTung (Baca Tulis Hitung) daripada pendidikan moral. 

Padahal banyak negara maju yang berpikiran bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya sekedar mengajarkan anak pandai berhitung.

Di artikel tersebut, penulis mencontohkan guru di Australia lebih khawatir muridnya tidak pandai mengantre daripada tidak bisa matematika. Karena dalam proses mengantre, ada banyak pelajaran etika dan moral yang dibutuhkan murid-muridnya sepanjang kehidupan mereka nanti.

Diantaranya:

  • 1. Manajemen Waktu:
    Anak belajar manajemen waktu bahwa jika ingin mengantre paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

    2. Menghormati Orang Lain:
    Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting.

    3. Disiplin:
    Anak belajar berdisiplin, teratur, dan kerapihan sehingga tidak menyerobot hak orang lain.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun