Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kegagalan Itu Pilihan

5 Februari 2020   12:17 Diperbarui: 5 Februari 2020   12:11 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegagalan itu pilihan (gambar diolah dari Canva)

Ada dua hukum Kegagalan:

  1. Setiap orang tidak ingin gagal
  2. Setiap orang pernah mengalami kegagalan

Kontradiktif bukan?

Tapi, dari kontradiksi kegagalan ini kita bisa belajar untuk meraih kesuksesan.

Saya pernah gagal dan mungkin akan gagal lagi. Kalian juga pernah gagal dan kemungkinan akan gagal lagi. Itu tak bisa dihindari.

Kegagalan itu Pilihan

Kegagalan itu bagian dari hidup, sama seperti makan, minum, bernapas, tidur. Masalahnya, kalau kegagalan itu bagian dari hidup, mengapa banyak orang merasa takut dan membiarkan kegagalan melukai mereka selama sisa hidupnya? Mengapa banyak orang memperlakukan kegagalan dengan rasa benci yang begitu besar?

Hidup itu memiliki dualitas: yin dan yang, lemah dan kuat, panas dan dingin, naik turun, gagal dan sukses. Demikian pula, dari dualitas itu kita bisa memilih bagaimana melihat dan menangani kegagalan:

Kegagalan itu mengungkapkan kelemahan kita,atau memperlihatkan pada kita area mana yang perlu ditingkatkan?

Kegagalan itu bencana atau pelajaran?

Kegagalan itu kerugian atau peluang?

Apakah kita membiarkan kegagalan itu menghancurkan kita, atau membiarkan mereka memotivasi dan membangun kita?

Kata orang, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Masalahnya, semua orang pernah gagal, tapi tidak semua orang bisa meraih kesuksesan yang tertunda itu karena tidak tahu bagaimana memperlakukan kegagalan.

Karena itu, saya lebih suka memandangnya dari sudut yang terbalik: Kesuksesan bukanlah tentang tidak gagal, tetapi apa yang kita lakukan ketika mengalami kegagalan.

Bagaimana kita bereaksi ketika gagal, bagaimana kita berpikir tentang masa depan ketika mengalami kegagalan, dan bagaimana kita memperlakukan diri sendiri ketika gagal. Inilah yang menentukan kesuksesan kita.

Kegagalan  itu Pilihan.

"Kegagalan harus menjadi guru kita, bukan masalah kita. Kegagalan adalah penundaan, bukan kekalahan. Ini jalan memutar sementara, bukan jalan buntu"- Denis Waitley

Orang sukses tidak takut gagal (gambar diolah dari Canva)
Orang sukses tidak takut gagal (gambar diolah dari Canva)

Kisah Henry Ford Bangkit dari Kegagalan

Ada banyak kisah kesuksesan yang berawal dari bagaimana memperlakukan kegagalan. Salah satunya kisah tentang Henry Ford, industrialis Amerika paling terkenal dan peletak dasar teknik produksi massal.  

Ford masih berusia sangat muda tatkala pada 1885 Karl Benz dan Gottlieb Daimler menciptakan mesin otomobil dan mulai memasarkannya. Dengan segera Ford tertarik dan pada 1896 dia merancang sendiri mesin mobilnya.

Berhasil membuat produk tidak berarti bisa sukses memasarkannya. Ford memang berbakat, tapi dua usaha bisnis pertamanya mengalami kegagalan. Ford nyaris bangkrut.

Satu kegagalan sudah bisa membuat banyak orang patah semangat, apalagi jika mengalami dua kali kegagalan berturut-turut. Kebanyakan orang akan menyerah dan tidak pernah menyentuh mesin lagi!

Bukan Ford namanya kalau dia hanya berkubang dalam kegagalan. Menurut filosofi Ford: Kegagalan hanyalah kesempatan untuk memulai lagi, kali ini lebih cerdas.

Tahun 1903, Ford memulai usahanya kembali, yang sesuai dengan filosofinya, kali ini lebih cerdas. Pada usahanya yang ketiga inilah, Ford Motor Company membuahkan kesejahteraan, kekayaan dan ketenaran bagi Henry Ford.

Mobil 'Model T" Ford laris manis hingga Amerika Serikat seolah menjadi "bangsa roda". Ford pun menjadi warga negara swasta paling kaya di dunia.

Cerita Thomas Alfa Edison tentang Kegagalan

Ada kisah Henry Ford, ada pula kisah Thomas Alfa Edison, sang penemu serba bisa.

Edison bukan sosok jenius. Dia tercatat dalam sejarah hanya mengenyam pendidikan formal selama tiga bulan. Bahkan kepala sekolahnya mencap dirinya sebagai anak dungu!

Tapi, tidak jenius bukan berarti tidak bisa menjadi penemu. Edison menciptakan penemuan pertamanya, sebuah perekam voting elektronik di usia yang baru 21 tahun. Setelah itu, serangkaian penemuan berikutnya menyusul dan Edison menjadi kaya dan terkenal.

Berkat serangkaian kerja keras yang membuahkan berbagai penemuan itu, Thomas Alfa Edison dijuluki jenius, padahal saat sekolah dulu dirinya dicap sebagai anak dungu. Tapi menurut Edison, dia tidak jenius. Kesuksesan yang ia raih 99 persen berkat kerja kerasnya selama bertahun-tahun.

Hasil kerja kerasnya  yang paling fenomenal dan paling penting bagi dunia adalah pengembangan atas bola lampu pijar praktis pada 1879. Sebelum berhasil, Thomas Alfa Edison membuat 10.000 prototipe, dan semuanya gagal menjadi bola lampu yang layak.

Bayangkan, 10 ribu percobaan yang gagal! Bagi kebanyakan orang, angka 100 percobaan yang gagal saja sudah membuat semangatnya terbang entah kemana.

Namun Edison bukan orang biasa. Dia terus mencoba dan bekerja keras SAMPAI dia berhasil. Tentang kegagalannya, Edison berkata,

 "Saya belum gagal. Saya baru saja menemukan 10.000 cara yang (ternyata) tidak berhasil."

Sikap Kita Terhadap Kegagalan Menentukan Kesuksesan Kita

Henry Ford, Thomas Alfa Edison dan orang-orang yang berada di puncak kesuksesan tidak berhenti di kata "GAGAL". Mereka terus melaju dan bekerja keras SAMPAI berhasil.

Tentu saja mereka tidak suka gagal. Sudah tentu pula kegagalan itu menyakitkan mereka. Tetapi bagi mereka, gagasan untuk menyerah, gagasan untuk gagal SELAMANYA jauh lebih menyiksa.

Baik itu Ford, Edison dan banyak orang sukses lainnya, mereka mengubah cara mereka melihat kegagalan, dan bagaimana mereka memperlakukan diri sendiri ketika mereka gagal. Dan itu mengubah nasib mereka. Titik.

Itulah kegagalan - sebuah pilihan. Lebih tepatnya, bagaimana kita melihat dan memperlakukan kegagalan itu adalah pilihan bagi kita untuk meraih kesuksesan.

Kita dapat memilih kegagalan SEMENTARA dan terus berjalan SAMPAI sukses. Atau kita dapat memilih kegagalan SELAMANYA dengan menyerah begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun