Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tes Sederhana untuk Mengenali Wajah Asli Kita

16 Januari 2020   13:24 Diperbarui: 9 April 2021   13:52 36066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bercermin, tes sederhana untuk mengenali wajah asli kita (gambar diolah dari Canva)

Manajer saya dulu menyarankan agar saya selalu menempatkan cermin di atas meja kerja. Katanya, sewaktu menelpon klien arahkan wajah ke cermin, lalu perhatikan bagaimana perubahan raut muka sewaktu melakukan percakapan.

Sekalipun tidak berhadapan muka, raut muka bisa terlihat dari intonasi suara yang didengar orang di ujung telepon yang satunya. Karena itu, untuk menjaga intonasi suara saya tetap konstan dan terdengar ramah sekaligus menyenangkan, saya harus melihat cermin dan menjaga supaya raut muka saya juga tidak berubah.

Sejujurnya, saya bukan tipe lelaki pesolek ala Narcissus yang suka memandang wajah sendiri di cermin. Makanya, aneh rasanya ketika menelpon seseorang saya melihat bagaimana raut muka saya sendiri bergerak-gerak seiring intonasi suara. Kadang tersenyum, serius, tak jarang juga kesal dan marah apabila lawan bicara menanggapi pembicaraan dengan seenaknya.

Memandang wajah sendiri melalui cermin adalah salah satu cara sederhana untuk melihat kepribadian asli kita. Kata orang tua dahulu, jika ingin melihat wajah asli seseorang, pandanglah orang tersebut saat ia tertidur, atau baru bangun dari tidurnya. Itulah wajah asli yang belum terkena riasan dan hiasan apapun.

Saya yakin, sebagian besar kita jarang atau malah belum pernah melihat wajah asli kita sendiri. Memangnya kita bisa melihat wajah sendiri saat kita tertidur? Kecuali kita meminta orang lain untuk memotret wajah kita saat tertidur pulas.

Nah, seperti yang dikatakan orang tua kita dahulu, agar kita bisa mengenal wajah asli kita sendiri, kenalilah dengan cara bercermin. Tapi, bukan sembarang bercermin.

Berikut ini tes sederhana untuk mengenali wajah asli kita:

Ambil cermin apapun yang bisa kamu temukan. Kalau tidak ketemu, gunakan kamera depan ponsel. Pergilah ke kamar kecil, atau ruangan mana pun asal tidak ada orang lain selain dirimu.

Setelah kamu melihat kembaran identikmu di cermin atau kamera ponsel, tutup matamu, lalu tarik napas panjang melalui hidung. Buang napas dan buka mata. Apa yang kamu lihat dalam cermin atau kamera ponsel tersebut?

Saat membuka mata dan menatap cermin, yang kamu lihat adalah sesuatu yang - hampir bisa saya jamin - tidak biasanya kamu sadari. Apa yang kamu lihat saat itu adalah wajahmu saat beristirahat atau tertidur pulas.

Ini adalah wajah yang kamu kenakan sekitar 99% dari 24 jam waktu dalam sehari. Setiap kali kamu berjalan-jalan, menonton TV, bekerja, menunduk melihat layar ponsel, mengemudikan mobil, mengendarai motor, atau duduk dalam rapat, ini adalah wajah aslimu yang dilihat orang lain.

Wajah macam apakah itu?

Apakah itu wajah yang bahagia? Wajah netral? Atau wajah yang bosan?

Apakah kamu terlihat sedih atau tersenyum? Apakah sudut bibirmu miring ke atas atau ke bawah? Apakah ada lesung pipit? Apakah kelopak matamu terlihat lelah?

Secara umum terdapat 43 otot yang ada di wajah seseorang. Sebagian besar otot ini dikendalikan oleh 7 saraf kranial (biasanya dikenal sebagai saraf wajah). Saraf-saraf ini keluar dari cerebral korteks dan muncul tepat di depan telinga.

Saraf ini kemudian terbagi menjadi lima cabang utama yaitu temporal, zygomatic, buccal, mandibular dan serviks. Cabang-cabang ini menjangkau daerah berbeda-beda dari otot wajah yang memungkinkan seseorang membuat berbagai ekspresi.

Namun, di sebagian besar waktu, kita berjalan-jalan memakai wajah asli kita, tidak tahu seperti apa bentuknya dan sinyal apa yang dikirimkannya.

Wajah kita saat istirahat adalah pesan yang kita kirimkan ke dunia. Adalah tugas kita untuk mengetahui apa pesan itu dan seperti apa wajah itu. Dan jika kita tahu kemudian kita tidak menyukainya, itu adalah tanggung jawab kita untuk merubahnya.

Yang diperlukan untuk mulai melakukan pekerjaan penting ini adalah luangkan waktu lima menit di depan cermin. Kenali orang di dalamnya sehingga pantulannya di dunia dapat menyebarkan kegembiraan dan kebahagiaan yang dibawanya.

Kesadaran diri adalah keterampilan yang paling penting dalam menentukan apa yang kita inginkan dan bagaimana cara mendapatkannya. Dibutuhkan latihan untuk berkembang dan untuk melatihnya, kita harus meluangkan waktu. Lima menit menatap wajah kita tidak akan cukup, tapi itu hanya permulaan saja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun