Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mas Nadiem, Seperti Ini Cara Saya Membudayakan Literasi pada Anak

25 Oktober 2019   21:13 Diperbarui: 26 Oktober 2019   21:19 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membudayakan literasi pada anak (foto dokumentasi Himam Miladi)

Apa yang dilaporkan anak-anak dalam survei itu menandakan mereka hampir tidak pernah melihat orang tua atau anggota keluarga lain membaca.

Sebagaimana yang dikatakan Dadang Sunendar, kebiasaan membaca yang diperlihatkan keluarga bisa merangsang keinginan anak-anak untuk ikut membaca. Namun, kita seringkali mengabaikan upaya ini, meskipun kita terhitung orang yang suka membaca.

Alih-alih, kita malah menunggu anak-anak tertidur baru kemudian membaca buku favorit, dengan alasan supaya tenang dan tidak terganggu. Ini adalah contoh yang sangat buruk.

Bagaimana kita bisa memberi teladan pada anak kita, sementara kita malah merasa terganggu dan tidak nyaman bila membaca di depan mereka? Apalagi ketika kita menyuruh anak-anak membaca, tapi kita sendiri malah bermain gawai!

Bagi anak-anak, tidak ada teladan yang lebih baik selain orang tua mereka sendiri. Jadi, bila kita ingin anak-anak gemar dan suka membaca, berilah contoh pada mereka. Bila kita ingin membudayakan literasi pada anggota keluarga, bacalah buku di depan mereka.

4. Beri kesempatan pada anak-anak memilih bukunya sendiri.

Suatu ketika, saya mengajak anak-anak membeli buku di Gramedia. Setelah berkeliling dan melihat berbagai buku, putra saya yang berusia 8 tahun minta dibelikan komik Naruto, sementara kakaknya yang baru masuk SMP memilih sebuah buku fiksi remaja.

Saya berpikir, buku-buku itu tidak bagus bagi mereka. Saya pun menyarankan untuk mengganti dengan buku lain, yang saya pikir itu bagus dan edukatif. Kedua anak saya dengan enggan menurut. Namun, seketika itu juga saya berpikir ulang, alangkah egoisnya saya.

Di saat bersamaan, muncul pertanyaan, apakah benar buku yang saya pilih itu bermanfaat bagi mereka? Jika mereka tidak suka, bagaimana mereka bisa memahami isi bukunya? Saya pun akhirnya membiarkan anak-anak membeli buku pilihan mereka.

Mungkin banyak orang tua yang juga melakukan hal yang sama. Kita cenderung memaksakan kehendak dengan memilih apa yang kita inginkan, bukan apa yang disukai anak-anak.

Dalam sebuah penelitiannya, Barbara Marinak dari Mount St. Mary University di Maryland menemukan bahwa membiarkan anak-anak memilih bukunya sendiri akan membantu mereka menjadi pembaca yang lebih antusias. 

Marinak mengatakan orang tua dapat menciptakan efek ini di rumah dengan membiarkan anak-anak mereka memilih buku ceritanya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun