Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mas Nadiem, Seperti Ini Cara Saya Membudayakan Literasi pada Anak

25 Oktober 2019   21:13 Diperbarui: 26 Oktober 2019   21:19 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membudayakan literasi pada anak (foto dokumentasi Himam Miladi)

Salah seorang teman saya pernah mengeluh, putranya yang berusia 5 tahun terlalu banyak bertanya. "Capek aku meladeni pertanyaannya. Sedikit-sedikit 'mengapa, bagaimana, apa itu'....".

Saya yakin bukan hanya teman saya saja, ada banyak orang tua yang juga mengeluhkan hal yang sama. Merasa capek dan kewalahan ketika anak banyak bertanya.

Saya sendiri pernah mengalami, ketika putri saya baru berusia 4 tahun, dia banyak bertanya. Awalnya ya memang capek, bosan dan tidak sabar menjawab semua hal yang dia tanyakan. Pada akhirnya, saya mulai memahami bahwa ini semacam naluri alami dari anak untuk mengenal lebih banyak kata-kata.

Jika tidak bertanya, bagaimana mereka bisa mengenal nama-nama benda atau hal apapun yang terjadi di sekitar mereka? Karena seringkali kita lupa atau malah abai untuk memberi pelajaran dasar memperkenalkan kata-kata pada anak kita sendiri.

Dengan menjawab dan meladeni pertanyaan anak, kita bisa membantu mengembangkan keterampilan bahasa mereka. Semakin kuat keterampilan itu, semakin siap mereka ketika dihadapkan dengan kata-kata di halaman cetak.

Jadi biarkan anak kita mengoceh, bahkan seandainya itu berarti menjawab sejuta "mengapa" berturut-turut.

2. Membacakan cerita yang sama berulangkali.

Selain menghadapi jutaan pertanyaan dari anak-anak, orang tua juga sering diuji kesabarannya saat mereka diminta membaca cerita yang sama berulangkali.

Kita sebagai orang tua berpikir hal ini sangat membosankan. Tidak jarang kita menyarankan dengan setengah memaksa untuk mengganti buku bacaan. Atau kita melewatkan beberapa halaman dengan maksud supaya ceritanya lekas selesai.

Bagi orang tua, cerita yang terus diulang mungkin membosankan, tapi tidak demikian dengan anak-anak. Bagi mereka, cerita yang terus diulang bisa membuat mereka mengenang cerita tersebut dan pada akhirnya menumbuhkan kecintaan pada buku yang dikenangnya itu.

3. Menjadi teladan dengan membaca di depan anak-anak.

Tak ada pelajaran yang lebih baik selain memberi keteladanan. Jika kita ingin anak-anak suka membaca, jadikan kita sebagai model pembelajaran pada mereka.

Sebuah survei yang dilakukan Scholastic dalam Kids and Family Reading Report pada 2700 anak di Amerika Serikat menemukan bahwa ketika anak-anak bertambah usia, mereka melaporkan semakin sedikit orang dalam hidup mereka yang menikmati kegiatan membaca. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun