Tapi lebaran tahun ini ada yang berbeda. Dua hari menjelang lebaran, ada satu anak kost yang ternyata  tidak ikut pulang kampung. Usai melepas kepergian Nina yang hendak mudik ke kota asalnya, Didik mendapati Annisa, gadis asal Padang itu tengah termangu di sudut pintu menatap kepergian teman satu kostnya tersebut.
Dengan perlahan Didik menyapa gadis manis tersebut, "Mbak Nisa jadi pulang kampung kapan?"
"Saya nggak jadi mudik Mas," jawab Annisa sambil tersenyum muram.
"Lho kenapa? Apa nggak kangen sama keluarga di rumah?"
"Ya kangen Mas. Nisa juga pingin berlebaran sama Mamak di kampung sana. Cuma Mamak kemarin telpon Nisa, katanya tahun ini nggak usah mudik dulu. Tiketnya mahal, Mamak nggak cukup uang buat beli tiket bolak-balik," jawab Nisa sedih.
Didik menghela nafas, ikut merasakan kesedihan Annisa. Namun, ketidakpulangan Nisa juga menghadirkan dilema sendiri bagi Didik. Biasanya jika anak-anak kost pulang kampung semua, Didik juga ikut pulang ke kampungnya di pinggiran kota, hanya berjarak kurang dari 1 jam perjalanan dari rumah kost yang dijaganya itu. Sedangkan rumah kost itu ia biarkan terkunci sampai ia balik kembali.
Karena lebaran kali ini Annisa tidak ikut pulang, otomatis Didik harus ikut tinggal di rumah kost. Tidak mungkin Didik meninggalkan Nisa sendirian. Masalahnya, kalau dia harus tinggal berdua dengan Nisa di rumah kost, Didik takut terjadi sesuatu, yah minimal omongan gak enak dari tetangga atau satpam komplek perumahan.
Sepanjang hari itu Didik mencoba berpikir bagaimana enaknya menghadapi situasi rumit ini. Meskipun dia tahu Nisa sudah dewasa dan bisa ditinggal sendiri, tapi Didik merasa sudah menjadi tanggung jawab dan amanah bagi dirinya untuk menjaga rumah kost selama ada penghuninya yang tinggal disana.
Saat sahur hari terakhir puasa, Didik akhirnya menemukan jawabannya. Tapi ia takut Nisa nanti menolak usulan yang hendak ia tawarkan. Tapi, demi kebaikan bersama, Didik memberanikan diri untuk membicarakannya dengan Nisa.
"Mbak Nisa, bisa bicara sebentar?" tanya Didik usai ia melihat Nisa menyelesaikan makan sahurnya.
"Ada apa Mas?"