Kami yang berdiri di atas panggung saat ini, gelintiran jumlahnya, tak sebanding dengan Ibu-Bapak yang ratusan ribu jumlahnya yang bekerja tak tampak, jauh dari sorotan publik.
Atas nama rakyat Jakarta, saya mengirimkan rasa terima kasih dan rasa hormat pada Ibu, Bapak dan Saudara semua. Di manapun Anda berada, kami mendoakan. Semoga tiap butir keringat itu akan dicatat sebagai amal shaleh, dan setiap kemudahan yang dirasakan oleh pengguna MRT akan dicatat sebagai amal jariyah bagi Anda semua.
Wassalamu'alaikum warrahmatulahi wabarakatuh.
Salam,
Anies Baswedan
Semenjak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan selalu menggunakan laman Facebooknya untuk melaporkan nyaris semua kegiatan kepemimpinannya. Bahasa yang digunakannya santun, berpola pikir yang baik, dengan diksi yang tertata rapi.
Tak ada sindiran-sindiran atau sentimen kepada siapapun. Apalagi kata-kata kasar atau menghujat. Bahkan terhadap akun-akun yang mengkritik cenderung menghina dirinya di laman Facebooknya pun ditanggapi dengan santun pula.
Sejak diusung Prabowo dan kemudian memenangkan kontestasi pilkada Jakarta, Anies seolah berubah 180 derajat. Saat masih bersama gerbong Jokowi, Anies kerap melontarkan sindiran yang ditujukan pada Prabowo dan pihak oposisi. Meskipun dengan bahasa yang intelek dan menunjukkan tingkat literasi yang sangat tinggi.
Anies Baswedan yang sekarang bukan lagi Anies Baswedan saat masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi. Anies yang sekarang adalah sosok pemimpin yang tak segan menghargai jerih payah pendahulunya. Anies yang sekarang adalah sosok pemimpin yang tak sungkan merangkul mereka yang berseberangan dengan dirinya. Menyatukan semua tingkat dan golongan warganya.
Tutur kata Anies yang santun dan berbudi luhur seperti dalam surat terbukanya tersebut menyadarkan kita begitu pentingnya memilih pemimpin (pejabat publik) yang memiliki pola pikir dan diksi baik. Bukan hanya untuk mencegah salah tafsir dan konflik/perpecahan/kegaduhan di masyarakat. Namun juga untuk menjaga harkat dirinya, institusinya, dan orang/pihak lain. Selain itu juga untuk menjaga keberlanjutan pengelolaan ke depan. Dan Anies sangat piawai dalam hal tersebut.
Pada saat peresmian MRT, Anies mengapresiasi hasil kerja gubernur-gubernur terdahulu. Mulai dari jaman Surjadi Sudirja hingga Basuki Tjahaja Purnama. Tak lupa juga mengapresiasi presiden, menteri hingga pihak-pihak lain yang ikut berkontribusi.
Saat peresmian MRT, Â Anies juga tak lupa mengapresiasi para pekerja pembangunan yang bekerja dalam sunyi, jauh dari liputan media namun ia anggap telah menorehkan sejarah. Sesuatu yang jarang sekali dilakukan oleh para pemimpin kita, hingga dalam tataran presiden sekalipun.