Untuk melakukan cara ekstrim ini, pemerintah harus memastikan separuh lebih pemilik suara PSSI mendukung mereka.
Di luar calon-calon luar yang diusulkan tersebut, sebenarnya masih banyak calon-calon dalam, atau sosok-sosok yang sudah berpengalaman dalam sepakbola atau PSSI memiliki integritas dan rekam jejak yang bersih. Beberapa nama mantan pesepakbola atau pelatih dan pengurus klub yang belum pernah bersentuhan dengan pengurus-pengurus PSSI saat ini layak untuk diberikan kesempatan.
Fokus utamanya adalah bagaimana caranya PSSI tidak lagi didominasi oleh orang-orang lama, orang-orang itu juga. Nama-nama sudah malang melintang menjadi pengurus PSSI sejak era Nurdin Halid hingga Edy Rachmayadi. Pemerintah, khususnya anggota PSSI harus bisa memastikan orang-orang tersebut tersingkir, berada di luar lingkaran organisasi.
Membersihkan PSSI tidak cukup hanya dengan memotong kepalanya saja. Ketua Umum PSSI boleh berganti, tapi jika anggota badannya masih diisi oleh orang-orang yang sama, Mafia sepakbola Indonesia masih akan merajalela. Skandal pengaturan skor dan penyuapan yang berujung pada miskinnya prestasi baik itu di tingkat klub maupun timnas bisa terjadi lagi.