Jika pertanyaan itu diajukan kepada pengguna Perpustakaan Vision IAS, New Delhi, mereka akan mengangguk mantap, Ya! "Perpustakaan" tanpa buku adalah perpustakaan juga.
Mereka memiliki akses WiFi, ruang diskusi terbuka, suasana hening yang biasa ada di perpustakaan konvensional. Pokoknya segala sesuatu yang bisa kamu harapkan ada pada sebuah perpustakaan. Kecuali satu, mereka tidak punya buku!
Yang mereka miliki dan tawarkan pada masyarakat adalah adalah deretan meja dengan kursi yang empuk, tempat kamu bisa duduk dan belajar tanpa ada gangguan. Kamu dapat memesan meja pada tiga shift waktu yang disediakan, - pagi, sore, dan malam - atau membayar biaya ekstra untuk akses sepanjang waktu.
Proyek perpustakaan tanpa buku di New Delhi ini dimulai pada 2011, setelah pasangan Shalini Rathod dan suaminya Sanjeev Rathod berulangkali gagal lulus ujian IAS untuk menjadi pegawai pemerintah (semacam tes PNS).
Mereka lalu memutuskan untuk memanfaatkan pengalaman mereka saat mengikuti ujian tersebut dengan memberi pelatihan. Ketika membuka kelas pelatihan itulah mereka sadar banyak siswa yang kehilangan satu hal: ruang yang nyaman dan bebas gangguan untuk belajar.
Vision IAS Library tidak menyimpan buku, karena buku teks ujian berubah setiap tahun. Sebagai gantinya, mereka menyediakan loker bagi pengguna untuk menyimpan barang-barang mereka sendiri.
'Perpustakaan' ini banyak diminati masyarakat New Delhi sepanjang tahun. Bahkan pada waktu-waktu tertentu, kamu harus antri mendaftar online hanya untuk mendapatkan tempat membaca yang nyaman dan bebas gangguan.
 Jika Vision IAS Library adalah perpustakaan tanpa buku, maka Safari Books Online adalah buku tanpa perpustakaan.
***
Safari Books Online didirikan pada tahun 2001 sebagai perusahaan patungan antara O'Reilly Media dan Pearson Technology Group. Â Perpustakaan digital ini seolah menjadi Netflix dari buku teks digital.