Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Kamu Yakin Butuh Resolusi Tahun Baru? Perhatikan Dulu Fakta Berikut Ini

26 Desember 2018   18:40 Diperbarui: 31 Desember 2019   11:07 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau sudah niat, buat apa menunggu tahun baru?

Benar tidak?

Hanya karena ada satu kata yang populer diucapkan orang menjelang pergantian tahun, kita lantas menunda niat dan tujuan kita untuk menjadi lebih baik. Kata itu adalah RESOLUSI.

Misalnya: ibu-ibu, emak-emak, gadis-gadis, yang merasa punya kelebihan khusus yakni berat badan yang tidak proporsional, menjelang akhir tahun seperti ini biasanya bilang, "Tahun baru nanti harus bisa menurunkan berat badan."

Atau ketika seorang host di acara talkshow di televisi bertanya pada bintang tamunya, seorang selebriti, "Apa resolusi kamu di tahun baru nanti?"

Dan selebriti itu menjawab," Pingin ngelanjutin resolusi yang tahun ini tertunda, main film horor atau film action."

Selalu demikian, mengulang apa yang sudah gagal kita lakukan di tahun ini dan entah mengapa mencoba berharap tahun baru nanti bisa membawa hasil yang berbeda.

Terlepas dari rekam jejak yang sangat beragam dari sebuah RESOLUSI tahun baru, ini adalah cara yang salah untuk mencapai tujuan kita menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri:

Mengapa RESOLUSI itu sebuah kesalahan?

Sebuah survei menunjukkan fakta bahwa empat dari lima orang pada akhirnya akan melanggar resolusi tahun baru mereka. Satu survei lain menunjukkan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.

Meski begitu, kedua survei ini sepakat bahwa sebuah resolusi tidak pernah berhasil melewati bulan pertama dari tahun yang dilaluinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun