Penyuntingan Naskah disebut juga penyuntingan baris. Editor melihat potongan-potongan kalimat satu per satu, baris per baris kalimat, paragraf demi paragraf. Kemudian memperbaiki dan menyempurnakannya, tetapi tidak mengubah substansi karya tulisnya.
Penyuntingan naskah berfokus pada aspek penyuntingan mekanis (mechanical editing) yaitu ejaan, rujukan, kalimat, paragraf, dsb. Selain itu, dilakukan juga penyuntingan keterbacaan, konsistensi, legalitas, kepatutan, serta ketelitian data dan fakta.
Proofreading
Sebelum buku dicetak, editor akan melakukan pemeriksaan dan penyuntingan terakhir. Biasanya, masih saja ditemukan kesalahan ketik, kesalahan ejaan atau tanda baca yang hilang yang sebelumnya terlewatkan. Setelah itu, editor akan mengirimkan draft suntingan terakhir ini ke penulis untuk meminta persetujuan.
Bila kita menjadi penulis itu, sebaiknya kita membaca ulang hasil suntingan terakhir ini. Meskipun kadang terasa membosankan karena harus membaca lagi dan lagi karya tulis sendiri. Proses ini sama seperti saat kita membaca kembali tulisan kita sebelum menekan tombol publish/tayang jika kita menulis di blog.
Proofreading sebenarnya tidak masuk wilayah editing karena ini hanya koreksi akhir yang lebih hanya pada ketelitian proofreader atau pembaca pruf (cetak coba). Karena itu, proofreader atau korektor dikerjakan orang lain yang biasanya berfokus pada salah tik, salah kata, ketidakkonsistenan tipografi, dan sebagainya.
Tips menyunting tulisan secara mandiri
Di awal tadi sudah saya tuliskan, proses menyunting tulisan secara mandiri bisa dilakukan secara sederhana dan cepat. Karena tidak memakan porsi yang banyak, bagian ini sengaja saya letakkan di akhir artikel.
Ada 2 langkah yang bisa kita lakukan untuk menyunting tulisan kita. Pertama, bacalah hasil tulisan itu.
Membaca di sini bukan berarti membaca dalam hati. Tapi, bacalah dengan suara yang keluar dari mulut. Mau dibaca dengan keras, pelan, atau cukup berbisik, terserah. Yang penting ada suara yang keluar.
Gunanya apa sih?
Saat kita membaca dengan suara, kita bisa mendengar titik-titik canggung dan transisi antar kalimat yang bisa saja tidak sesuai, hilang atau terlewatkan. Atau, ada yang malu saat mendengar suara sendiri?
Kalau begitu, mintalah orang lain untuk membacakannya. Ini sama artinya dengan meminta orang tersebut menjadi editor sementara bagi tulisan kita.