Terus terang, saya belum menjumpai hal semacam ini, termasuk saya pribadi. Eh, ada sih, cuma saya lupa siapa Kompasianer tersebut. Dia mengulas artikelnya sendiri di Kompasiana yang sudah diterbitkannya dalam versi buku cetak! (kalau ada yang tahu siapa nama Kompasianer tersebut, sampaikan apresiasi saya).
4. Alih bahasa atau menyadur artikel berbahasa asing
Ini adalah jurus jitu yang paling mudah dilakukan, dan terus terang sering saya lakukan. Di internet, tersebar milyaran tulisan berkualitas dalam bahasa asing. Kita bisa memilih satu diantaranya, kemudian menyadurnya atau menterjemahkannya dalam Bahasa Indonesia. Tak perlu malu atau sungkan. Banyak situs-situs lain dan bahkan media massa juga melakukan hal ini.
Bagaimana bila kita tidak bisa atau tidak mengerti bahasa asing? My English is just little-little?
Hey, kamu pikir untuk apa Google Translate dibuat? Tentu saja untuk memudahkan kita yang bahasa asingnya medioker banget ini. Copy Paste isi artikel berbahasa asing itu, taruh di kolom Google Translate, kemudian klik tombol Terjemahkan. Itu saja?
Tidak semudah itu, Rudolfo. Jangan meng-Copy Paste begitu saja hasil terjemahan dari Google Translate. Berusahalah untuk kreatif sedikit. Caranya, tulis ulang hasil terjemahan itu dalam gaya bahasamu sendiri. Dengan catatan dan jangan sampai lupa: Cantumkan sumber aslinya.
***
Nah, itulah empat jurus jitu supaya kita tetap bisa menulis saat dalam kondisi writer block, atau ketika ide tak kunjung datang. Ada sebuah adagium berbahasa Inggris,Â
"Consumption is often the precursor to originality".Â
Artinya secara harfiah, konsumsi itu seringkali mendahului orisinalitas.
Bagi saya, tak ada ide yang benar-benar orisinal, kecuali ide Tuhan yang menciptakan alam semesta ini. Setiap ide seringkali berasal atau terinspirasi dari ide lain. Entah karena hasil dari apa yang kita baca, yang kita alami, atau hasil dari kejadian alam di sekitar kita.
Sir Isaac Newton mendapat ide dan menciptakan Hukum Gerak Newton dari kejadian jatuhnya buah apel. Napoleon Bonaparte, Hitler, hingga Lenin mendapatkan ide kekuasaan diktator mereka dari bukunya Niccolo Machiavelli. Dan masih banyak contoh lainnya.