Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerbung | Engkaulah Puisiku

28 November 2018   05:05 Diperbarui: 28 November 2018   05:13 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sekali-sekali mbok iya aku yang shift bareng Tessa, Ray. Masak si Ibad terus. Keenakan banget tuh anak."

Rayhan menurut. Dipindahnya Faisal ke shift malam menemani Tessa. Baru satu putaran shift Faisal langsung meminta pindah lagi.

"Dewi Salju dia Ray. Masak aku dicuekin begitu saja. Cuma menyapa 'Sore mas Faisal'. Habis itu dia sibuk dengan laptopnya sendiri. Heran aku, si Ibad kok bisa tahan ya."

Meski sedikit setuju dengan dugaan Faisal yang mengira Tessa penulis puisi tersebut, Rayhan tidak ingin bertanya langsung pada Tessa. Dia masih curiga puisi itu berasal dari Faisal yang hendak mengerjainya, meski Faisal sendiri tidak mengakui.

Rayhan kemudian melupakan begitu saja kemunculan kertas puisi yang pertama itu. Namun ketika muncul lagi puisi kedua, Rayhan mulai menganggap serius omongan Faisal. Apa benar ada penggemar rahasia dirinya di kantor ini?

***

Puisi yang kedua itu ditemukan Rayhan di tempat yang benar-benar tidak pernah disangkanya. Sepatu kerja! 

Ketika itu Rayhan selesai sholat dhuhur di ruang musholla kantor. Saat hendak memakai sepatunya, Rayhan melihat ada secarik kertas post it kuning di dalam sepatu sebelah kanan. Terselip diantara kaus kaki di dalamnya.

"Hujan tak juga reda. Seseorang yang biasa kusebut 'aku' saat berbicara denganmu, sedang melamun di balik jendela. Berharap kau menyapa, sebelum rindunya kadaluarsa."

Rayhan menengok sekelilingnya. Di dalam ruang musholla, tinggal beberapa karyawan pria saja yang sedang menyelesaikan sholat. Rayhan mencoba mengingat, siapa saja karyawan perempuan yang tadi sholat berbarengan dirinya. Ada Bu Indri, manager GA, Mita si centil dari Marketing, dan beberapa karyawan perempuan lain yang kurang dikenal Rayhan dari bagian Customer Service. Bisa saja salah seorang diantara mereka yang menyelipkan pesan puisi itu. Yang jelas bukan ulah iseng Faisal karena saat itu dia masuk shift sore, gantian dengan Tessa.

Lagi-lagi nama Tessa yang muncul. Ah, apa mungkin benar si Tessa? Kali ini hati kecil Rayhan condong dengan dugaan Faisal dulu. Dikantonginya kertas puisi itu. Sekali ini dia ingin bertanya langsung pada Tessa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun