Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mengembalikan Selera Humor yang Hilang

24 November 2018   11:28 Diperbarui: 24 November 2018   12:18 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kita belajar mengembangkan selera humor kita?

Benjamin Erret, penulis buku Elements of Wit mengatakan,

"Ada dua jenis manusia. Burung beo dan burung murai. Beberapa orang hanya mencuri garis mereka, dan mengulanginya. Yang lain berburu emas."

Dalam konteks humor, artinya ada orang yang senang mengulang/menirukan humor dari orang lain, ada pula orang yang bisa menciptakan humornya sendiri. Parrotting, atau membeo adalah cara yang bagus untuk mengembangkan selera humor kita. Jangan malu untuk meniru/mengulangi humor-humor dari orang lain. Bahkan penulis Oscar Wilde pun seorang pembeo.

Karena itu, untuk menjaga dan mengembangkan selera humor kita, tak ada salahnya kita mengulang kembali humor-humor yang pernah kita dapatkan. Darimana pun sumbernya. Salah satu sumber humor yang baik, yang bisa diulang saat kita berinteraksi dengan teman adalah tulisan.

Saat kita membaca artikel humor, kita bisa lebih mudah mengulangnya, meski dengan gaya bercerita yang berbeda dari aslinya. Lain halnya jika kita melihat video atau gambar-gambar lucu. Jika kita bukan seorang yang ekspresionis, akan sulit menirukan ulang dari apa yang kita lihat di video dan gambar lucu tersebut.

Lagipula, humor dalam bentuk tulisan juga akan memberi kita imajinasi pribadi. Bagaimana visualisasi humor itu terbentuk sepenuhnya kita sendiri yang menentukan.           

Memiliki selera humor yang baik, sebagaimana atribut keramahan dan kesopanan, adalah salah satu penghantar besar dari roda interaksi sosial. Humor dapat membuat sebuah kritik bisa disampaikan dengan lebih enak.

Dengan humor, alih-alih marah dan menggunakan kata-kata kasar, arti dari kalimat kritik itu bisa diterima tanpa rasa bersalah. Dengan humor, orang bisa mengatakan sesuatu yang terlihat berat menjadi lebih ringan. Sebuah lelucon sering bisa mengatakan kebenaran yang sulit untuk dikatakan dalam bentuk aslinya.

Contoh Lelucon yang Lucu dan Bagus

Sebagai penutup dari tulisan tanpa humor ini, saya akan menceritakan ulang sebuah lelucon klasik. Supaya tulisan panjang ini bisa dimasukkan dalam kategori tulisan humor.

Empat orang sekawan sedang bersiap untuk sholat Isya' berjamaah. Karena belum ada yang berpengalaman jadi Imam sholat, maka ditunjuklah yang paling tua diantara mereka, si Dul namanya.
Pada rakaat pertama, Dul memutuskan untuk membaca "Qul hu" (Al Ikhlas) setelah Al Fatihah.
Pada rakaat kedua, usai bacaan Al Fatihah, lama sekali tidak terdengar bacaan apapun dari mulut sang imam. Beberapa makmum di belakangnya sampai memberi "kode" dengan cara batuk-batuk kecil. Mungkin karena habis kesabaran, seorang makmum menyuarakan batuk dengan keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun