Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Membuat Tulisan Lebih Bergaya dengan Tanda Apostrof

23 Oktober 2018   22:54 Diperbarui: 23 Oktober 2018   23:06 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu masih mencintaiku kan?"

"Masihkah kau tanyakan itu lagi?"

"Karena aku merasa makin lama kamu semakin acuh padaku."

Kelihatannya tidak ada yang aneh dari dialog diatas. Tapi, coba teliti lagi. Ada dua kesalahan yang ada pada dialog tersebut.

Dua kesalahan itu adalah tiadanya tanda apostrof. Apa sih tanda apostrof itu?

Lebih mudahnya, tanda apostrof disebut pula tanda penyingkat. Menurut Oxford English Dictionary, kata apostrof berasal dari bahasa Yunani h apstrophos [prosida], yang artinya peniadaan bunyi dalam ucapan.

Dalam penggunaan bahasa Indonesia menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), tanda apostrof merupakan tanda baca yang menggunakan alfabet latin (tertentu) dengan menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Simbol dari tanda apostrof adalah (') yaitu penutup tanda petik tunggal dan juga dengan simbol prima, meskipun memiliki fungsi yang berbeda.

Pada contoh dialog diatas, tanda apostrof yang pertama semestinya diletakkan sebelum kata "kan" Sehingga bentuk penulisan kalimat yang benar adalah:

"Kamu masih mencintaiku 'kan?"

Kok bisa?

Kata "kan" pada kalimat tanya yang pertama merupakan bentuk penyingkatan dari kata "bukan". Kalimat itu bisa saja berbunyi, "Kamu masih mencintaiku bukan?" Hanya saja untuk membuatnya lebih bergaya, kata "bukan" dipersingkat menjadi 'kan saja.

Kata 'kan disini bukanlah sebuah akhiran. Karena jika dimaksudkan sebagai akhiran, "kan" seharusnya menempel pada kata sebelumnya. Seperti yang terdapat pada kata "tanyakan" yang ada di kalimat tanya kedua.

Selain bentuk penyingkatan dari kata "bukan", kata 'kan juga menjadi bentuk penyingkatan dari kata "akan". Perhatikan kalimat berikut:

"Cinta 'kan membawamu, kembali disini". ('kan: akan)

Tanda apostrof yang kedua semestinya diletakkan sebelum kata "makin". Kata ini merupakan bentuk penyingkatan dari kata "semakin". Sehingga penulisan yang benar menjadi:

"Karena aku merasa 'makin lama kamu semakin acuh padaku".

Selain sebagai penyingkat kata, tanda apostrof juga berfungsi sebagai penyingkat angka tahun. Contohnya:

Acara Kompasianival rencananya akan digelar pada 8 Desember '18. ('18: tahun 2018).

Tidak semua kata bisa dipersingkat dengan ditambahi tanda apostrof. Beberapa kata yang umum dipersingkat antara lain

"'lum (belum), 'tlah (telah), 'tuk (untuk), 'slama (selama), 'skali (sekali), 'trima (terima), 'slalu (selalu), 'stiap (setiap), 'slaku (selaku), 'sluruh (seluruh), 'sperti (seperti) dan 'sbagai (sebagai)".

Tanda apostrof juga tidak 'slalu bisa dipergunakan dalam setiap artikel. Tentunya akan terbaca aneh 'skali jika kita mendapati penyingkatan kata dengan memakai tanda apostrof pada artikel-artikel resmi seperti pers release atau jurnal dan makalah ilmiah. Biasanya, tanda apostrof banyak digunakan pada artikel-artikel populer atau tulisan berjenis fiksi.

Dewasa ini, jarang sekali penulis yang menggunakan tanda apostrof dalam penulisan artikel populernya. Padahal, penggunaan tanda apostrof bisa membuat sebuah tulisan terlihat lebih bergaya dan tidak kaku.

Contohnya seperti berikut:

"'Slama itu pula, aku akan terus menantikan kehadiran dirimu. Tapi, jangan paksakan aku untuk menjadi 'sperti yang engkau mau!"

Terlihat lebih cantik dan memiliki gaya dibandingkan jika ditulis 'sperti biasa:

"Selama itu pula, aku akan terus menantikan kehadiran dirimu. Tapi, jangan paksakan aku untuk menjadi seperti yang engkau mau!"

Selain itu, banyak pula penulis yang belum mengerti bahwa kata "makin" itu seharusnya diberi tanda apostrof karena kata itu bentuk penyingkatan dari kata "semakin". Begitu pula dengan kata 'kan yang biasanya dipakai dalam kalimat tanya yang kontras, ditulis begitu saja tanpa diimbuhi tanda apostrof. Karena mungkin banyak yang mengira kata kan itu sebuah akhiran, bukan kata yang dipersingkat.

Jadi, jangan ragu untuk menggunakan tanda apostrof dalam penulisan artikel, terutama artikel populer. Hal ini diperbolehkan secara EYD. Selain itu, juga akan membuat tulisan kita terlihat cantik dan lebih bergaya. Hanya saja harus diingat, tidak semua kata bisa dipersingkat dan dibubuhi tanda apostrof. Jangan sampai mentang-mentang kecanduan memakai tanda apostrof, semua kata lantas kita singkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun