Dewasa ini, jarang sekali penulis yang menggunakan tanda apostrof dalam penulisan artikel populernya. Padahal, penggunaan tanda apostrof bisa membuat sebuah tulisan terlihat lebih bergaya dan tidak kaku.
Contohnya seperti berikut:
"'Slama itu pula, aku akan terus menantikan kehadiran dirimu. Tapi, jangan paksakan aku untuk menjadi 'sperti yang engkau mau!"
Terlihat lebih cantik dan memiliki gaya dibandingkan jika ditulis 'sperti biasa:
"Selama itu pula, aku akan terus menantikan kehadiran dirimu. Tapi, jangan paksakan aku untuk menjadi seperti yang engkau mau!"
Selain itu, banyak pula penulis yang belum mengerti bahwa kata "makin" itu seharusnya diberi tanda apostrof karena kata itu bentuk penyingkatan dari kata "semakin". Begitu pula dengan kata 'kan yang biasanya dipakai dalam kalimat tanya yang kontras, ditulis begitu saja tanpa diimbuhi tanda apostrof. Karena mungkin banyak yang mengira kata kan itu sebuah akhiran, bukan kata yang dipersingkat.
Jadi, jangan ragu untuk menggunakan tanda apostrof dalam penulisan artikel, terutama artikel populer. Hal ini diperbolehkan secara EYD. Selain itu, juga akan membuat tulisan kita terlihat cantik dan lebih bergaya. Hanya saja harus diingat, tidak semua kata bisa dipersingkat dan dibubuhi tanda apostrof. Jangan sampai mentang-mentang kecanduan memakai tanda apostrof, semua kata lantas kita singkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H