Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Camu Camu, Buah Eksotis yang Bisa Memerangi Obesitas

4 September 2018   08:47 Diperbarui: 4 September 2018   18:14 2062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah tanaman di pedalaman hutan Amazon, menghasilkan buah-buahan yang oleh sekelompok peneliti diklaim bisa memerangi masalah obesitas, kegemukan atau kelebihan berat badan. Buah, yang oleh penduduk pribumi di sebut Camu Camu kini banyak diperjualbelikan di pasar internasional.

Tentang Obesitas dan Diabetes

Masalah Obesitas, atau kelebihan berat badan sudah lama menjadi perhatian serius para ahli kesehatan dunia.

Diperkirakan, pada tahun 2030 lebih dari satu milyar penduduk bumi akan mengalami kelebihan berat badan.

Pola makan yang tidak terkontrol, gaya hidup yang tidak sehat, serta kemudahan teknologi yang membuat orang menjadi malas bergerak dan berolahraga menjadi penyebab utama timbulnya Obesitas.

Obesitas juga menjadi pemicu terjadinya peningkatan resiko beberapa penyakit pada manusia. Yang utama adalah penyakit yang berkaitan dengan metabolisme tubuh seperti diabetes.

Ini adalah penyakit metabolik di mana seseorang memiliki glukosa darah tinggi (gula darah), baik karena produksi insulin yang tidak memadai, atau karena sel-sel tubuh tidak dapat merespon insulin yang dihasilkan dengan baik.

Gejala umum dari penderita diabetes biasanya orang tersebut akan mengalami poliuria (sering buang air kecil), sehingga mereka akan menjadi semakin haus (polidipsia) dan lapar (polifagia).

Kembali pada masalah obesitas, sejak lama para ahli sudah meneliti apa sesungguhnya penyebab utama dari timbulnya kelebihan berat badan ini. Dan tak diragukan lagi, bakteri usus memegang peran penting dalam metabolisme tubuh yang pada akhirnya mempengaruhi timbulnya obesitas.

Karena itu, para ahli kesehatan menyarankan untuk banyak mengonsumsi buah-buahan yang bisa meningkatkan keragaman bakteri usus.

Secara khusus, buah-buahan yang kaya akan senyawa polifenol dianggap paling bermanfaat.

Sebagai contoh, beberapa peneliti telah menemukan bahwa ekstrak buah yang kaya bahan kimia ini dapat menurunkan berat badan dan meningkatkan resistensi insulin.

Apa itu Buah Camu Camu?

Nah, setelah kita tahu apa hubungannya konsumsi buah-buahan dengan obesitas, sekarang kita lihat seperti apa efek dan manfaat buah eksotis dari hutan Amazon yang bernama Camu Camu ini.

Buah dengan nama latin Myrciaria dubia ini banyak terdapat di hutan-hutan Peru dan Brasil.

Buah ini juga dikenal dengan nama Cacari dan Camocamo, berupa tanaman perdu yang banyak tumbuh di tepi sungai dengan tinggi sekitar 3-5 meter.

Tanaman ini sangat tahan terhadap banjir hingga 5 bulan lamanya dengan akar yang sebagian besar terendam dalam air.

Karena letaknya yang berada di tepi sunga-sungai besar, penduduk pribumi memanen buah liar ini menggunakan kano untuk mengangkutnya.  

Penduduk asli di sekitar hutan di Peru dan Brazil memang sudah lama memanen buah liar di hutan ini. Namun, baru belakangan ini Camu Camu mendapat perhatian luas hingga diperdagangkan di pasar internasional. Bahkan, Camu Camu menjadi salah satu buah yang populer di Jepang.

Buah Camu Camu berwarna ungu kemerahan dan bentuk buahnya mirip dengan buah ceri. Rasanya masam, campuran antara rasa masam buah ceri dan jeruk nipis.

Tapi yang jelas, buah ini banyak diminati bukan karena rasa masamnya, melainkan karena kandungan fitokimia di dalamnya yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia.

Penelitian manfaat buah Camu Camu

Para peneliti dari Universit Laval's Faculty of Medicine di Kanada baru-baru ini memutuskan untuk menyelidiki manfaat potensial dari Camu Camu.

Menurut para peneliti, buah ini memiliki tingkat antioksidan yang tinggi, termasuk asam ellagic (yang mungkin melindungi terhadap beberapa penyakit kronis), ellagitannins (yang dianggap dapat melindungi kesehatan vaskular), dan proanthocyanidins (zat kimia dengan berbagai manfaat kesehatan yang disarankan).

Camu Camu juga memiliki kandungan vitamin C yang mengesankan, yakni sekitar 3.000 miligram per 100 gram; itu berarti 20-30 kali lebih banyak daripada kiwi, menjadikan Camu-camu sebagai buah dengan kandungan vitamin C tertinggi.

Menilik kandungan fitokimia didalamnya, para peneliti kemudian membuat sebuah eksperimen untuk membuktikan seberapa besar manfaat dan efek Camu Camu dalam memerangi obesitas.

Untuk menyelidikinya, para peneliti memberi makan beberapa tikus dengan makanan yang tinggi lemak dan tinggi gula selama 8 minggu.

Satu kelompok tikus diberi ekstrak buah Camu Camu setiap hari, sedangkan kelompok lainnya tidak.

Pada akhir penelitian, tikus yang mengonsumsi ekstrak Camu Camu mengalami penurunan berat badan 50% lebih dibandingkan dengan tikus yang tidak memakan ekstrak buah Camu Camu.  

Selain mengamati perubahan berat badan, tim peneliti juga melihat resistensi insulin pada tikus.

Diketahui, pada tikus yang memakan buah Camu Camu memiliki toleransi glukosa dan sensitivitas insulin yang meningkat; sementara itu, tingkat endotoksin dan peradangan menurun. Perubahan spesifik pada microbioma hewan juga diukur.

"Semua perubahan ini disertai dengan pembentukan kembali mikrobiota usus, termasuk peningkatan bakteri Akkermansia muciniphila dan penurunan yang signifikan pada bakteri Lactobacillus" kata ketua tim peneliti Prof. Andre Marette. Tingkat rendah dari bakteri A. muciniphila telah dikaitkan dengan peradangan dan kondisi tertentu, seperti sindrom iritasi usus.

Pada fase berikutnya dari percobaan tersebut, tim peneliti kemudian mentransplantasikan bakteri usus dari tikus yang diberi Camu Camu kepada tikus bebas kuman, yang merupakan hewan yang dibesarkan untuk tidak memiliki bakteri usus.

Hewan pengerat ini juga terlihat mengalami perubahan metabolik yang menguntungkan seperti pada tikus yang diberi Camu Camu, meskipun hanya sementara. Prof Marette menganggap ini sebagai bukti bahwa Camu Camu "memberikan efek metabolik positif, setidaknya sebagian, melalui modulasi mikrobiota usus."

Penelitian tentang manfaat buah camu-camu untuk memerangi obesitas memang belum dilakukan pada manusia.

Mengingat buah ini sudah diperdagangkan secara bebas, tim peneliti menyarankan perlunya penelitian lanjutan pada manusia yang mengkonsumsi buah tersebut. Setidaknya untuk memutuskan berapa batas minimal yang aman untuk dikonsumsi.

Memang, tidak ada buah tunggal yang bisa menyembuhkan obesitas atau penyakit metabolik lain karena penyebabnya sangat kompleks.

Namun, karena prevalensi obesitas, jika senyawa suatu buah dapat membantu - bahkan dengan cara yang relatif kecil -- hal ini bisa memiliki dampak yang signifikan bagi populasi pada umumnya.

 Referensi:

1. Jurnal Gut | 2. Living in Peru | 3. NCBI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun