Menilik kandungan fitokimia didalamnya, para peneliti kemudian membuat sebuah eksperimen untuk membuktikan seberapa besar manfaat dan efek Camu Camu dalam memerangi obesitas.
Untuk menyelidikinya, para peneliti memberi makan beberapa tikus dengan makanan yang tinggi lemak dan tinggi gula selama 8 minggu.
Satu kelompok tikus diberi ekstrak buah Camu Camu setiap hari, sedangkan kelompok lainnya tidak.
Pada akhir penelitian, tikus yang mengonsumsi ekstrak Camu Camu mengalami penurunan berat badan 50% lebih dibandingkan dengan tikus yang tidak memakan ekstrak buah Camu Camu. Â
Selain mengamati perubahan berat badan, tim peneliti juga melihat resistensi insulin pada tikus.
Diketahui, pada tikus yang memakan buah Camu Camu memiliki toleransi glukosa dan sensitivitas insulin yang meningkat; sementara itu, tingkat endotoksin dan peradangan menurun. Perubahan spesifik pada microbioma hewan juga diukur.
"Semua perubahan ini disertai dengan pembentukan kembali mikrobiota usus, termasuk peningkatan bakteri Akkermansia muciniphila dan penurunan yang signifikan pada bakteri Lactobacillus" kata ketua tim peneliti Prof. Andre Marette. Tingkat rendah dari bakteri A. muciniphila telah dikaitkan dengan peradangan dan kondisi tertentu, seperti sindrom iritasi usus.
Pada fase berikutnya dari percobaan tersebut, tim peneliti kemudian mentransplantasikan bakteri usus dari tikus yang diberi Camu Camu kepada tikus bebas kuman, yang merupakan hewan yang dibesarkan untuk tidak memiliki bakteri usus.
Hewan pengerat ini juga terlihat mengalami perubahan metabolik yang menguntungkan seperti pada tikus yang diberi Camu Camu, meskipun hanya sementara. Prof Marette menganggap ini sebagai bukti bahwa Camu Camu "memberikan efek metabolik positif, setidaknya sebagian, melalui modulasi mikrobiota usus."
Penelitian tentang manfaat buah camu-camu untuk memerangi obesitas memang belum dilakukan pada manusia.
Mengingat buah ini sudah diperdagangkan secara bebas, tim peneliti menyarankan perlunya penelitian lanjutan pada manusia yang mengkonsumsi buah tersebut. Setidaknya untuk memutuskan berapa batas minimal yang aman untuk dikonsumsi.