Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Dunia dan Bias "Gender" pada Suporter Wanita

28 Juni 2018   19:49 Diperbarui: 28 Juni 2018   19:54 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
postingan Getty Images di twitter sebelum dihapus (bbc.com)

Mereka juga mengecam akun-akun media sosial yang hanya memajang dan mengeksploitasi tubuh suporter wanita. Seperti yang dilakukan oleh agensi fotografi Getty Images. 

Pada Selasa (26/6), Getty Images menerbitkan galeri foto "penggemar terpanas di Piala Dunia" yang menampilkan para wanita muda seksi secara eksklusif. Postingan ini langsung menuai kecaman dari para aktivis perempuan dan kritik pedas dari pengguna media sosial karena dianggap ketinggalan jaman. Getty Images kemudian menghapus galeri foto tersebut dan mengatakan bahwa itu adalah "kesalahan yang disesali " dan bahwa agensi fotografi akan meluncurkan penyelidikan internal.

postingan Getty Images di twitter sebelum dihapus (bbc.com)
postingan Getty Images di twitter sebelum dihapus (bbc.com)
Perlawanan terus dilakukan oleh aktivis perempuan untuk menghilangkan olok-olokan terhadap suporter wanita. Seperti yang dilakukan oleh beberapa blogger wanita Cina. Penyebabnya adalah ketika sebuah media memuat kartun yang menunjukkan bahwa para wanita tidak benar-benar memahami sepak bola dan bahwa mereka menonton Piala Dunia hanya untuk mengesankan pacar-pacar mereka, untuk mencari perhatian, atau untuk melihat pemain-pemain yang ganteng dan berotot. 

Bahkan seorang Blogger, Shi Shushi menulis di platform media sosial Weibo, "Sebuah pesta untuk penggemar sepakbola palsu telah dimulai," untuk mengomentari banyaknya suporter wanita Cina yang bepergian ke Rusia.

Tak urung, lelucon kartun dan komentar miring tentang suporter wanita itu mendapat perlawanan dari blogger-blogger lain. Seorang blogger menulis artikel tentang perbandingan kinerja tim sepakbola wanita Cina dengan tim sepakbola pria negara mereka yang gagal lolos ke Piala Dunia. 

Yang lain menulis: "Saya tidak mengerti sepakbola BUKAN karena saya wanita, tetapi karena saya tidak peduli dengan gim ini. Hentikan membuat segala sesuatu tentang perbedaan gender."

kartun Cina yang mengolok-olok ketidakpahaman wanita Cina pada sepakbola (bbc.com)
kartun Cina yang mengolok-olok ketidakpahaman wanita Cina pada sepakbola (bbc.com)
Aktivis wanita Eman Suleman melalui akun twitternya @eman_anjum mengkritik, "Hello friends, what's this World Cup about? Objectifying women or football? I'm confused. All updates on my newsfeed are of beautiful women from around the globe with very toned stomachs. Begitu pula dengan akun @Shleroo yang menuliskan, " I'm sick of tired of this #WorldCup objectifying female football fans. When women get mentioned in this world cup it's all about their looks and how much skin they're showing....".

Menyikapi perlakuan diskriminatif dan pelecehan terhadap suporter wanita, jurnalis olahraga senior BBC dalam akun twitternya mengatakan, 

"Women love football. Women play football. Women can analyse football. You can still love, play & analyse football. It doesn't mean - as a bloke - you have to be threatened by their knowledge, presence or expertise. Get over it. We can all enjoy the #WorldCup.

Memang, setiap cabang olahraga kini tak hanya didominasi oleh satu gender saja. Tak ada lagi batas olahraga feminin atau maskulin. Setiap orang, yang bisa memainkan, bisa menikmati pertandingannya, tetaplah punya hak yang sama baik sebagai pemain, atau sekedar mendukung saja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun