Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Muhammad He dan Keberadaan Masjid untuk Mengenangnya

4 Juni 2018   01:49 Diperbarui: 4 Juni 2018   19:45 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dindingnya terdapat lukisan batu menggambarkan wajah seorang Tionghoa dengan replika kapal mengapung diatasnya. Itulah wajah Muhammad He, atau Laksamana Cheng Hoo.

ornamen masjid Cheng Hoo Surabaya (dok.pribadi)
ornamen masjid Cheng Hoo Surabaya (dok.pribadi)
Meski terkesan minimalis, banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan pengurus masjid Muhammad Cheng Hoo. Masjid ini juga terkenal akan kedermawanan jamaahnya, yang didominasi umat Islam keturunan Tionghoa. 

Di bulan Ramadan misalnya, menjelang waktu berbuka puasa suasana masjid sudah ramai. Lapangannya ditutup dengan terpal plastik yang bersih. Diberi kain pembatas untuk membedakan tempat bagi jamaah putri. Banyaknya orang yang hendak berbuka puasa di masjid ini kadang membuat lapangan masjid tidak mampu menampungnya.

Orang-orang yang datang untuk berbuka puasa di sini sebagian besar bukan dari daerah sekitar komplek perumahan di mana masjid ini berada. Menu berbuka puasa di masjid bisa dibilang "wah" jika dibandingkan masjid-masjid yang lain. 

Setiap hari selama bulan puasa menu berbukanya adalah nasi kotak, atau minimal nasi padang. Dan jumlahnya pun ratusan, kadang sampai tersisa banyak. Tak hanya di bulan Ramadan saja, di bulan lainnya setiap pagi usai shalat dan kuliah subuh, jamaah sholat akan mendapatkan kupon sarapan pagi.

suasana menunggu waktu berbuka puasa di masjid Cheng Hoo Surabaya (dok.pribadi)
suasana menunggu waktu berbuka puasa di masjid Cheng Hoo Surabaya (dok.pribadi)
Selain di Surabaya, ada pula Masjid Muhammad Cheng Hoo di Pandaan, Pasuruan yang mempunyai arsitektur bernuansa Tiongkok pula. Bedanya, bangunan utama masjid ini cukup luas. Di depannya terdapat lahan parkir luas yang bisa menampung sekitar 5 bus besar sekaligus. Karena letaknya yang strategis, di arah putaran balik jalan raya Pasuruan-Surabaya, masjid ini sering menjadi jujukan para wisatawan yang pulang dari arah Malang.

Keberadaan dua masjid Cheng Hoo yang bernuansa oriental tersebut menjadi bukti nyata adanya asimilasi budaya Islam dan masyarakat Tionghoa yang sudah terjalin sejak dulu kala. Perpaduan budaya seperti inilah yang menambah kekayaan khazanah Islam di Indonesia, yang semestinya harus tetap kita jaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun