"Lembar monokrom hitam putih..
Aku coba ingat lagi warna bajuku kala itu.."
(Monokrom - Tulus)
Apa jadinya bila dunia ini hanya berhiaskan warna hitam dan putih saja? Sudah terbayang bagaimana hampanya hari-hari yang kita lalui.. Pun terlintas betapa ribetnya membedakan benda ini dan itu, karena sekilas semua terlihat sama saja, hanya bentuk yang membedakan.. Bersyukur Allah ciptakan warna untuk kita nikmati sebagai unsur pelengkap yang menjiwai segala "indah" yang ada, sehingga kita bisa menandai daun dari hijaunya, dan kelopak bunga dari merah, kuning, jingga, biru, atau ungunya..
Warna bisa pula menjadi inspirasi bagi manusia untuk berkarya. Layaknya seorang pelukis dengan sebuah kanvas kosong di hadapannya, warna mampu memanggil insting artistik dalam jiwa senimannya. Dalam warna, ada kejujuran.. Tak ada lagi misteri yang dipertanyakan.. Seperti warna baju dalam sebuah pesta ulang tahun yang dibahas solois Indonesia "Tulus" dalam hits-nya, "Monokrom"..
Like A Magic!Tukang Pulas Menghidupkan Potret Monokrom Historik
Suatu hari saat sedang iseng-iseng browsing instagram, tiba-tiba saya menemukan satu postingan unik yang boleh dikata lain dari yang lain. Nama akun instagramnya @tukangpulas (cek http://www.instagram.com/tukangpulas). Sesuai namanya, tukang pulas ini memang kerjanya memulaskan warna ke gambar-gambar yang semula monokrom menjadi colourful.
Lantas, apa yang membedakannya dengan akun-akun berisi foto-foto hasil editing yang lain? Kalau buat saya sih, Tukang Pulas ini brilian dan idenya cemerlang sekali, karena yang dipulas bukan gambar monokrom biasa, tapi berupa potret bernilai sejarah.
Boleh dikata jadul, tapi berkat sentuhan tukang pulas, foto-foto ini jadi lebih hidup. Kalau dulu-dulu kita bisanya cuma nebak-nebak warna sebenarnya pake gambar hitam putih, kini terpampang nyata. Sesuai dengan tagline yang terpajang di profile-nya: "Menghidupkan warna yang hilang di masa lalu".
Terpancing rasa penasaran akan potret-potret jadul Indonesia, saya spontan langsung scroll terus sampai ke gambar paling bawah untuk mengamati semua gambar yang sudah diberi sentuhan warna oleh @tukangpulas. Ini beberapa di antaranya:
![Jakarta Tempo Doeloe (source: http://www.instagram.com/tukangpulas)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/hi-512234b0-87ee-11e7-8289-7d69e395d437-599d72495221143ce63e7412.jpeg?t=o&v=770)
![Yogyakarta di Pagi Hari (source:http://www.instagram.com/tukangpulas)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/hi-ad65e370-87ee-11e7-bd40-5140a8bb58ff-1-599d72e0096dea3abe204be2.jpg?t=o&v=770)
![Keromantisan Tempo Doeloe, potret Bung Karno dan Ibu Fatmawati Soekarno Putri (source:http://www.instagram.com/tukangpulas)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/hi-d734f9c0-87ed-11e7-b0af-17eed02573db-1-599d735ea1ced04e9e190702.jpg?t=o&v=770)
Aktivitas Seni untuk Anak Batita
![Bagi anak-anak, seni adalah sesuatu yang menyenangkan, wahana penyaluran ekspresi untuk bermain dan belajar (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/20170822-171448-1280x720-599d74f75cab7e09dd797812.jpg?t=o&v=770)
Menyeli hati sanubariku..
Ada kalanya kelabu
Membuat hatiku pilu
Tersenyum ku bila warna ceria tiba.."
(Warna - Sheila Majid)
Seperti kekuatan cinta, warna punya daya pikat dari mata turun ke hati. Dalam lagunya, biduan Negeri Jiran Sheila Majid mengungkap kekaguman dan rasa syukurnya kepada Sang Pencipta yang telah menghadirkan warna ke dunia ini. Warna adalah sumber inspirasi seni dan keceriaan, memiliki magical power, membuat hati yang pilu dan kelabu, bisa seketika tertular rasa bahagia hanya karena kehadirannya.
Lagu ini boleh dikata lawas, rilis tahun 1988 (melibatkan musisi Indonesia, Indra Lesmana dan Johan Nawawi sebagai komposernya), namun maknanya yang dalam dan aransemen musiknya yang ceria membuatnya sangat layak untuk dinikmati generasi sekarang. Anak saya yang saat ini usianya masih 2 tahun ikut keriangan mendengar lagu ini, sambil kepala dan tangannya digoyangkan. Sebagai orang tua, rasanya senang sekali melihat reaksinya. Bersyukur karena ia punya respon positif terhadap musik sebagai bentuk kreasi seni.
![di usianya, anak-anak selalu tertarik dengan hal-hal baru yang playful, unik, dan penuh warna (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/img-20170821-wa0038-599d77d25221143f240a5552.jpg?t=o&v=770)
Pertanyaan ini kemudian terus terngiang di benak saya. Saat itu tercetus ide bahwa sepertinya saya sebagai orang tua harus mulai menyediakan sebuah media baginya untuk berkreasi. Tak perlu ribet atau mewah, yang sederhana pun cukup. Toh ini adalah sebuah pengenalan baginya.
Seketika saya teringat lagi pada akun @tukangpulas di instagram. Bagaimana sang pemilik akun menjadikan potret-potret monokrom historik sebagai medianya untuk berkreasi, sehingga hasil pulasannya bisa disaksikan dan dinikmati oleh orang-orang yang mengakses instagramnya. Apa yang membuat foto-foto lama tersebut terasa begitu hidup? Jawabannya adalah: "Warna".. Hal itu lalu memunculkan ide untuk membelikan pensil warna dan buku mewarnai bagi anak saya.
Kebetulan, di minimarket dekat rumah sudah tersedia banyak pilihan jenis dan merk alat-alat mewarnai yang cocok untuk usia dini seperti anak saya. Pilihan saya pun jatuh pada Pensil Warna Faber-Castell, yang memang kualitasnya sudah saya gunakan untuk mewarnai sejak saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dulu. Tak heran, karena Faber-Castell sudah ada sejak tahun 1761, merupakan produsen alat tulis tertua di dunia (kebayang ya umurnya? hehe..). Kesan yang saya rasakan pada kemasannya masih sama, masih eye-catching, banyak gambar-gambar ilustratifnya juga, pas untuk menambah semangat anak-anak.
![Pensil Warna, Connector Pen, dan Crayon Faber-Castell (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/screenshot-2017-08-20-20-57-26-1-599d76755221143f6a2bc1e2.png?t=o&v=770)
Ada 5 teknik pewarnaan yang bisa dipraktekkan dengan menggunakan Faber-Castell Connector Pens, yaitu Squiggling (coretan bulat seperti rambut keriting), Shading (membuat lapisan warna), Patterning (membuat pola), Contouring (membentuk garis kontur), Pointilism (membuat titik-titik). Kalau bingung, bisa langsung liat penjelasannya pada booklet dalam kemasan.
![Patterning, Pointilism, Squiggling, Shading, Contouring. 5 teknik mewarnai dengan Faber-Castell Connector Pens (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/20170823-143137-1280x720-599d7fd5e25f385fac167ac2.jpg?t=o&v=770)
![Berbagai Kreasi Rangkaian Connector Pens pada booklet guide yang bisa langsung dipraktekkan (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/20170823-143312-1-1-1280x545-599d80f9096dea3c156ce843.jpg?t=o&v=770)
![Bermain dengan Faber Castell Connector Pen dan Connector Clips (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/img-20170821-wa0014-599d79c0867f386bf2571652.jpg?t=o&v=770)
![Connector Pens bisa menjadi sarana bermain dan belajar bagi anak-anak, dengan cara merangkainya menjadi bermacam bentuk menggunakan connector clips (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/20170823-143905-1280x720-599d854d5221144a21493f42.jpg?t=o&v=770)
![4 buah Connector Clips yang terdapat pada kemasan Faber Castell Connector Pens (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/img-20170821-wa0045-599d8624e745913f165c9442.jpg?t=o&v=770)
![ceria dapat mainan baru, Buku Mewarnai, Pensil Warna, dan Connector Pen Faber Castell (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/img-20170821-wa0021-1-599d7c2b867f386bff60d102.jpg?t=o&v=770)
![Bermain pesawat-pesawatan yang dibuat menggunakan rangkaian Connector Pen warna-warni Faber-Castell (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/img-20170821-wa0028-1-599d7d4ee25f385d7961c092.jpg?t=o&v=770)
![Mewarnai dengan Faber-Castell (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/20170822-171201-1280x720-599d7a88ab12ae530b282892.jpg?t=o&v=770)
![Salah Satu Hasil Mewarnai Menggunakan Faber-Castell Connector Pens (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/20170823-192553-1-1280x876-599d821ce745913f151ea872.jpg?t=o&v=770)
"Every child is an artist. The problem is how to remain an artist once we grow up." - Pablo Picasso, Maestro Seni asal Spanyol (1881 - 1973)
![Pablo Picasso (source: http://www.kurir.eu/entertainment/on-this-day-in-1882-pablo-picasso-was-born-12-facts-about-the-great-artist-photo-2149)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/pablo-picasso-1477404516-7837-741x486-599d692a5cab7e09df456192.jpg?t=o&v=770)
Dunia anak itu penuh dengan imajinasi. Hal apa saja yang sedang ada di dalam pikirannya, itulah yang akan ditunjukkannya, tanpa perlu berpikir panjang. Jika ingin bermain, maka ia akan langsung bermain. Jika ia lapar, pasti minta makan. Begitupun ketika ia melihat pensil warna dan buku, spontan keinginan menulis atau menggambarnya akan muncul, layaknya insting seni anak-anak.
Seni adalah bahasa verbal yang universal. Dengan seni, seseorang bisa mengekspresikan diri sebebas-bebasnya. Tak peduli bagaimana penikmat seni mengapresiasinya, karena seni adalah obat penghibur bagi sang kreator.
Mengacu pada kata-kata Pablo Picasso di atas, kesadaran akan pentingnya memelihara seni dalam jiwa seorang anak seiring perkembangan fisik dan mentalnya hingga menanjak dewasa adalah hal yang sangat penting. Mengapa? Karena seni, apapun bentuknya, pasti erat kaitannya dengan "kreativitas" atau "life skill", yang lahir sebagai hasil kerja otak kanan. Di era manapun, kita tak bisa selalu mengandalkan keahlian akademis saja. Kreativitaslah yang membuat seseorang bisa eksis, berani menembus pakem. Tanpa kreasi, tak ada inovasi. Akibatnya, kita akan selalu ada di titik yang sama, tanpa kemajuan.. tanpa kepuasan.
![Ketika Keberhasilan Seseorang di Masa Depan Tak Hanya Bergantung pada Kemampuan Akademis, tapi juga Membutuhkan Life Skill atau kreatifitas dalam bekerja (source: Company Presentation #Art4All Faber-Castell)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/screenshot-2017-08-23-09-21-55-1-599d83525ffe1f58f616f3d2.png?t=o&v=770)
***
Wah.. ternyata banyak sekali manfaat seni bagi manusia, dari masa ke masa. Efek positifnya tak hanya bisa kita rasakan saat ini saja, namun untuk jangka panjang, seni mampu mengantarkan generasi muda kepada masa depan yang gemilang..
Mari segarkan diri, berkreasi dengan seni.. Beri warna pada hidup kita.. Jangan biarkan hati ini monokrom terlalu lama..
***
![20170823-170049-599d8c185221144b180822e2.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/23/20170823-170049-599d8c185221144b180822e2.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI