Dunia anak itu penuh dengan imajinasi. Hal apa saja yang sedang ada di dalam pikirannya, itulah yang akan ditunjukkannya, tanpa perlu berpikir panjang. Jika ingin bermain, maka ia akan langsung bermain. Jika ia lapar, pasti minta makan. Begitupun ketika ia melihat pensil warna dan buku, spontan keinginan menulis atau menggambarnya akan muncul, layaknya insting seni anak-anak.
Seni adalah bahasa verbal yang universal. Dengan seni, seseorang bisa mengekspresikan diri sebebas-bebasnya. Tak peduli bagaimana penikmat seni mengapresiasinya, karena seni adalah obat penghibur bagi sang kreator.
Mengacu pada kata-kata Pablo Picasso di atas, kesadaran akan pentingnya memelihara seni dalam jiwa seorang anak seiring perkembangan fisik dan mentalnya hingga menanjak dewasa adalah hal yang sangat penting. Mengapa? Karena seni, apapun bentuknya, pasti erat kaitannya dengan "kreativitas" atau "life skill", yang lahir sebagai hasil kerja otak kanan. Di era manapun, kita tak bisa selalu mengandalkan keahlian akademis saja. Kreativitaslah yang membuat seseorang bisa eksis, berani menembus pakem. Tanpa kreasi, tak ada inovasi. Akibatnya, kita akan selalu ada di titik yang sama, tanpa kemajuan.. tanpa kepuasan.
***
Wah.. ternyata banyak sekali manfaat seni bagi manusia, dari masa ke masa. Efek positifnya tak hanya bisa kita rasakan saat ini saja, namun untuk jangka panjang, seni mampu mengantarkan generasi muda kepada masa depan yang gemilang..
Mari segarkan diri, berkreasi dengan seni.. Beri warna pada hidup kita.. Jangan biarkan hati ini monokrom terlalu lama..
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI